Tak ada yang bisa menghalangi kelahiran sebuah sajak. Meskipun sajak hidup di negeri terjajah. Dan di depan matamu hadir moncong senjata penjajah. Sekalipun perang dunia pecah.
Sajak akan terlahir bersama lesatan peluru. Larik-larik berpencar bersama hamburan bubuk mesiu. Bait-bait meledak bersama dentuman meriam. Diksi-diksi tercipta dalam setiap teriakan menjemput kematian.Â
Sajak-sajak akan terlahir, meskipun kedua tanganmu diborgol. Meskipun mulutmu disumbat sebuah pistol. Meskipun tubuhmu luka parah dan darah mengalir. Sajak akan lahir bersama darah yang mengalir.
Tak ada yang bisa menghalangi sajak yang selalu siap terlahir. Bahkan sampai di saat engkau merasakan dunia di detik terakhir. Sebab, dalam rasa sajak-sajak selalu lahir. Tertulis indah di hatimu, meskipun engkau bukan penyair.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI