Berikut ini saya uraikan 17 karya tersebut
- Tiga Karya Gegara Tak Sempat Nonton Final Bulutangkis Olimpiade
Hari pertama mulai isolasi mandiri dipenuhi kesibukan, mulai dengan melakukan test antigen, hingga menyiapkan "pengungsian" ke rumah orang tua.Â
Akhirnya kesibukan itu, membuat saya melewatkan partai final ganda putri buku tangkis Olimpiade Tokyo, dimana pasangan Greysia Polii dan Apriyani Rahayu mencatat sejarah emas bagi Indonesia.Â
Terpatrilah karya pertama, Catatan Badminton | Ketika Tekanan Olimpiade Tokyo Mampu Diatasi
Tak berhenti sampai di situ, sebagai apresiasi untuk dua pahlawan emas Olimpiade Tokyo, saya menuliskan puisi untuk mereka. Masing-masing berjudul. "Namanya Greysia Polii" dan yang satunya berjudul: Â "Apriyani Rahayu"
- Karya Inspirasi Kopi, Pagi, Senja, Malam dan Rembulan
Isoman berteman kopi saban pagi, sore dan malam, memotret indahnya pagi, senja dan malam sebagai pemandangan harian, menginspirasi karya tulis, masing-masing:
- Kopi Pahit dan Senja yang Menjemput Malam
- Dimanja Senja
- Selembar Daun Malam
- Kepada Rembulan
- Pagi yang Bisu
- Senandika Sang Malam
- Rembulan Melayang di Atas Kota
- Topik Pilihan Redaksi Kompasiana
Salah satu fitur di Kompasiana yang merangsang dan menginspirasi lahirnya tulisan adalah Topik Pilihan. Redaksi Kompasiana menentukan tema-tema tertentu, dan Kompasianer (sebutan untuk penulis yang memiliki akun di Kompasiana) menulis sesuai tema tersebut.Â
Di antara 17 karya masa Isoman, karya-karya yang ditulis berdasarkan tema yang ditawarkan redaksi/moderator adalah:
- Toxic Positivity: Maksud Baik yang Menjadi Racun
- Teka-Teki Seni
- Sungai Tondano: Sungai Darah dan Perjuangan yang Kini Dijajah Eceng Gondok
- Aku Senang dengan Baliho Itu
- Melukis Makna Merdeka di Lautan Lepas
- Menikmati Isolasi Mandiri