Sejak Februari 2020, pandemi membuka ruang baru bersemainya inspirasi, kreativitas dan inovasi para kompasianer untuk melahirkan karya tulis. Tema tulisan fiksi dan non-fiksi terhisab dalam ruang pandemi.
Untuk kategori puisi banyak lho jumlahnya. Ketika saya search dengan 3 frasa sebagai key words, masing-masing: puisi corona, puisi pandemi, puisi covid-19 hasilnya adalah: 80 judul puisi!
Baca: Ups, 80 PDP Terdeteksi di Rumah Kompasianer, Ada Anak Kembar 12!
Kompasiana, aku pernah menulis surat terbuka kepadamu, hanya hendak menyampaikan sebuah ide. Tapi, entah mengapa tak jua kau balas. Berkenan kiranya kau baca kembali: Surat Terbuka Untuk Manajemen Kompasiana
Kompasiana, saat WFH dan masa SAH (Stay At Home) berakhir, sempat terpikir untuk melupakanmu. Tengoklah catatan curhatku: WFH-SAH Berakhir, Selamat Tinggal Kompasiana? Namun, setelah melalui banyak pertimbangan aku memutuskan tetap bersamamu. Berusaha memenuhi komitmen: "1 hari, 1 konten". Â Akhirnya, di ulang tahunku, hadiah ku terima darimu. Terimakasih, Kompasianaku.
Baca: Motivasi dan Konsistensi Berbuah Hadiah Ultah dari Kompasiana
Kompasiana, akupun sempat melukiskanmu bagaikan "Citizen Writing Games"
Baca: 3 Indikator Kompasiana sebagai "Citizen Writing Game"
Kompasiana, meskipun aku pernah terluka ketika sebanyak 2 kali kontenku kau hapus. Namun, itu aku jadikan sebagai pelajaran. Untuk para Kompasianer, Â Cukup Saya Saja, 2 Kali Artikel Dihapus, Ini Penyebabnya!
Bersyukur, hanya konten yang dihapus, bukan akun saya yang dihapus. Kompasianer sekalian sebaiknya mempelajari penyebabnya.
Baca: Akun Kompasianer Diblokir, Bukan Isapan Jempol, Ini Penyebabnya
Kompasiana dan Kompasianer sekalian, maafkan aku karena tahapan Pilkada berlanjut, aku mulai paceklik waktu untuk merangkai kata. Namun aku berusaha, menikmati paceklik waktu untuk menulis. Karya  demi karya mencoba kugoreskan. Hanya untuk sebuah cinta kepada Kompasiana dan para Kompasianer tercinta.
Ijinkan aku menutup surat cintaku (maaf jika kurang romantis) hehehe, dengan petikan bait syair berjudul: Kepada Kawanku Kompasianer:
Kita tak pernah bertatap wajah
Apalagi jabat tangan dan bertegur sapa
Kita bertemu tanpa sengaja di suatu tempat, di dunia maya bernama Kompasiana
Kita saling mengenal hanya lewat karya merangkai kata
Yah, lewat tulisan...
Tapi tahukah kamu, perjumpaan kita sangat bermakna untukku
Ketika aku membaca kata demi kata yang merangkai sebuah kalimat
Kalimat demi kalimat yang merangkai paragraf dan akhirnya membentuk satu tulisan, Â
aku beruntung, karena setiap kata yang kau tuliskan memberi arti untukkuÂ
Andai aku punya kuasa, kan kuperintahkan para pejabat negeriÂ
untuk saban hari wajib berkunjung ke sebuah negeri virtual,
sebuah dunia penuh inspirasi bernama negeri Kompasiana
Karena disana ada beribu Kompasianer produktif,Â
yang saban hari dengan tulus tanpa gaji 'kan memberi berjuta inspirasi
dan solusi terhadap problema negeri
Kawanku Kompasianer, teruslah menulis dan menginspirasi
Untukku, untukmu dan untuk Indonesia,Â
di sini, di rumah kita: Kompasiana, inspirasi Indonesia !
"Happy Birthday Kompasiana"
Salam cinta dari ujung utara negeri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H