Peribahasa ini berusaha mengatakan bahwa kata-kata lisan dapat dilupakan dengan mudah, tetapi tulisan-tulisan akan tetap ada atau abadi. Sejarahpun demikian,Â
"sejarah lisan mudah lenyap, namun sejarah tertulis tetap abadi."
So, tunggu apa lagi mulailah menulis atau bagi yang telah menulis, teruslah menulis. Yah, menulislah hingga kita yang fana ini tak bisa lagi menulis dan raga fana lenyap kembali ke tanah.
"Debu tanah yang dicipta dengan hembusan nafas akan kembali menjadi tanah, yang tertinggal adalah namanya sepanjang nama itu tertulis di batu nisan. Tulisan menjadi jejak akhir kefanaan kita yang abadi. Manusia sementara, namun tulisannya abadi."
Menulislah, maka sekalipun kita telah mati, kita masih tetap hidup, dalam sebuah tulisan penuh nilai, karena hidup adalah tentang nilai.
=====
Salam literasi inspirasi,Â
MYT,Â
Rike-Tanjung Batu, Manado Â
24/08/2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H