Pertemuan pertama Bung Karno dan Om Sam di Bandung kelihatan kebetulan. Namun saya percaya pertemuan tersebut merupakan bagian dari sebuah proses menuju kemerdekaan Indonesia.Â
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pertemuan Bung Karno dan Om Sam di Bandung merupakan sebuah proses transfer of knowledge tentang ide dan nilai filosofis dari sebuah kata "Indonesia" dari seorang senior kepada seorang muda yang kelak menjadi proklamator kemerdekaan Indonesia. Sebuah proses sharing, tukar pikiran antara dua tokoh nasionalis pergerakan Indonesia, yang bukan tidak mungkin menjadi momentum yang menginspirasi Bung Karno dalam proses persiapan kemerdekaan Indonesia, menggiring penggunaan kata Indonesia bagi bangsa yang kita cintai ini.
Dalam perjalanan waktu kita tahu bersama "Indonesia" kemudian menjadi sebuah konsensus nasional dalam momentum yang kini kita kenal sebagai Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928.
Kata Indonesia sendiri, dalam kosa kata lokal di Kota Tondano khususnya dan Minahasa secara umum, memiliki kemiripan dengan kata "endonisia". Saya kebetulan tinggal di Kota kelahiran Om Sam. Kata "endonisia" mengandung arti "ambilah dia".Â
Menurut mantan Rektor IKIP Manado (sekarang Universitas Negeri Manado/Unima) 1982-1992, Prof Dr Adolf Everhard Sinolungan SH sebagaimana dikutip okezone.com dari konten blognya menyebut bahwa nama Indonesia sesungguhnya berasal dari suku-suku di Nusantara sendiri, yakni Suku Tondano/Toulour, Sulawesi Utara. Menurutnya, orang-orang suku Tondano khususnya dan suku-suku Tontemboan, Tomohon, Tonsea, Tonsawang umumnya sudah menggunakan kata sandi perjuangan "endonei-sia" (Tondano,Tonsea,Tomohon, Tountemboan, Tonsawang), atau "induni-sia" (Remboken/Tondano) terucap "indonesia". Kata kerja Endonei, endoni, induni bermakna ambil rebut kembali "sia" adalah si dia yaitu gadis manis personifikasi kemerdekaan.
"Sandi perjuangan ini digunakan setelah penderitaan tak terperi dan sakit hati tak tergambarkan suku-suku bangsa Minahasa karena ulah penjajah, sejak Minahasa kalah pada 5 Agustus 1809 dikeroyok pasukan gabungan bangsa-bangsa taklukkan Belanda bersama pasukan inti Belanda dalam Perang Tondano 1808-1809," tulisnya di blog pribadi aesinolungan.blogspot.com, 20 Desember 2010
Tondano merupakan kota tempat Om Sam dilahirkan. Semangat kultural kejuangan orang Tondano yang dikenal dengan perang Tondano yang hingga kini menjadi buah bibir masyarakat Sulawesi Utara nampaknya dibawa Om Sam ketika meninggalkan Tondano untuk mengejar ilmu kemudian bergerak dalam pergerakan nasional hingga akhirnya bertemu Bung Karno di Bandung dan mencakapkan tentang filosofi Indonesia dan masa depannya.Â
Bagaimanapun kisah antara keduanya, kita bersyukur dan berterimakasih atas perjuangan Bung Karno, Om Sam dan para pejuang lainnya  yang mengupayakan kebebasan dan kemerdekaan yang kita nikmati sekarang. Tugas kita kini melanjutkan perjuangan mereka.
Bung Karno berucap, "jangan sekali-kali melupakan sejarah!"Â
Biarlah perjuangan mereka termasuk pertemuan mereka di Bandung, Kota Perjuangan akan selalu kita kenang dan menjadi spirit melanjutkan ke-Indonesiaan dalam ke-bhinekaannya.
Jayalah Indonesia !