Sebelum membahas tentang  cara berinteraksi dari para pemilik hijau daun, perlu diketahui terlebih dahulu, apa itu hijau daun dan siapa mereka yang disebut pemilik hijau daun?
Hijau daun disini bukan nama grup band Hijau Daun, grup band asal Bandar Lampung yang mempopulerkan lagu Suara (Ku Berharap).Â
Hijau daun yang dimaksud dalam tulisan singkat ini adalah nama zat yang dimiliki oleh tumbuhan, yang dikenal dengan nama Klorofil atau zat hijau daun.
Karena memiliki zat hijau daun maka tumbuhan bisa melakukan proses penting yang berguna bukan saja untuk tumbuhan tetapi untuk bumi dan seluruh mahluk yaitu proses fotosintesis. Jadi jelaslah pemilik hijau daun adalah tumbuhan (plant).
Tumbuhan membutuhkan proses interaksi dengan lingkungannya untuk bisa bertahan hidup. Lingkungan ada dalam bentuk biotik (hidup/mahluk hidup) seperti tumbuhan lainnya, hewan dan manusia dan abiotik (tak hidup) seperti cahaya, udara, tanah dan air.
Nah, ilmu interaksi para pemilik hijau daun dikenal dengan Ekologi Tumbuhan (Plant Ecology). Seorang mahasiswa pernah mengeluh ke saya, susah banget dapat definisi Ekologi Tumbuhan di pustaka berbahasa Indonesia. Saya katakan, kalau susah, maka buat saja definisi kita sendiri.
Untuk memberikan definisi tentang ekologi tumbuhan, perlu terlebih dahulu dipahami definisi ekologi itu sendiri. Definisi ekologi banyak sekali dalam pustaka Indonesia, diantaranya dalam buku Ekologi karya Soerianegara dan Indrawan (1982) dan Resosoedarmo, dkk (1986) disebutkan definisi ekologi sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan lingkungan.
Jadi, dari definisi ekologi di atas, ekologi tumbuhan, dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi (hubungan timbal balik) antara tumbuhan dengan lingkungan atau ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara tumbuhan yang satu dengan tumbuhan yang lain serta lingkungannya, baik lingkungan biotik maupun abiotik.
Lebih lanjut tentang sejarah dan ruang lingkup dari ilmu ini, saya peroleh dari catatan kuliah saya tempo hari. Hehehe mengenang masa-masa di kampus.Â
Sejarah ekologi tumbuhan dimulai di Eropa, dimana bidang Botani disebut Geobotani yang mula-mula hanya terdiri dari Taksonomi  Tumbuhan secara tradisional.
Tahun 1800 Alexander von Humboltd memperluas kedalam: Geografi Tumbuhan dan dekat tahun 1900 Kajian  Komunitas Tumbuhan dimasukan dalam Geobotani. Geobotani sendiri dapat dibagi atas:
1.Geobotani Floristik / Fitogeografik
2.Geobotani Sosiologi / Synecology
3.Geobotani Ekologi (Ekologi Tumbuhan)
4.Geobotani Historik / Paleobotani (Paleoekologi)
Pembagian geobotani di atas dapat memberikan gambaran tentang ruang lingkup ekologi tumbuhan.
Kajian ekologi tumbuhan disebut juga kajian vegetasi. Tekanan kajian vegetasi adalah pada sistematika atau klasifikasi vegetasi, yaitu:
a.Klasifikasi Komunitas secara tipikal
b.Lingkungan Komunitas
c.Interaksi sosiologi spesies tumbuhan
Jadi kajian ini meliputi struktur dan komposisi vegetasi dan klasifikasi vegetasi yang dihubungkan dengan lingkungan. Ini akan mencakup kajian variasi komunitas, perkembangannya, perubahan dan stabilitas dalam skala waktu.
Dalam mempelajari ekologi tumbuhan, beberapa ilmu yang relevan meliputi:
- Taksonomi tumbuhan, untuk pengenalan jenis atau identifikasi.
- Geologi atau ilmu tentang bentuk-bentuk batuan, lapisan batuan dan fosil dalam bumi dan geomorfologi atau ilmu tentang permukaan bumi termasuk proses dan evolusi pembentukannya.
- Ilmu Tanah
- Klimatologi, ilmu iklim
- Genetika, ilmu tentang pewarisan sifat keturunan)
- Geografi tumbuhan atau ilmu penyebaran tumbuh-tumbuhan di muka bumi
- Fisiologi dan
- Biokimia
Demikian singkat tentang ilmu ekologi tumbuhan, ilmu interaksi para pemilik klorofil.
Ups, anda pemilik produk Klorofil yang banyak dijual itu? Â Maaf, pemilik klorofil atau zat hijau daun yang saya maksud disini adalah pemilik aslinya di alam, yaitu tumbuhan berhijau daun.
====
Meidy  Yafeth Tinangon, penikmat ilmu ekologi, lulusan Bidang Minat Biologi Lingkungan Progdi Biologi FMIPA UKI Tomohon dan Program Magister Biologi Lingkungan Univ Negeri Manado. Sebelumnya pernah aktif mengajar di FMIPA UKI Tomohon sebelum beralih tugas sebagai penyelenggara Pemilu.
Catatannya tentang lingkungan dapat dibaca di  meidytinangon.com dan infoekologi.comÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H