Jangan mengkafirkan hanya karena berbeda, jangan pula menuduh seseorang radikal hanya karena berbeda.
Beberapa tahun lalu, pernyataan Quraish Shihab soal jilbab sempat menjadi polemik. Menurutnya, jilbab tidak wajib. Bahkan Quraish Shihab menyebut, boleh jadi, jilbab telah melebihi apa yang dikehendaki Tuhan.
Tidak lama, banyak video-video di Youtube yang membantah pernyataan Quraish Shihab. Banyak pula yang menyesatkan, menuduh sebagai syi'ah, bahkan mengkafirkan Quraish Shihab.
Tuduhan itu datang dari kelompok-kelompok yang saya yakini sebagai radikal. Radikalis tidak mampu menerima perbedaan. Kelompok manapun yang berbeda dengan dia, langsung distempel sesat bahkan kafir.
Kata Gus Nadir dalam salah satu tulisannya, salah satu indikator seorang dianggap radikalis adalah memiliki sifat takfiri, suka menyesatkan dan mengkafir-kafirkan sesama muslim.
Di sisi lain, Ustadz Abdul Somad (UAS) adalah da'i yang populer. Belakangan, banyak yang menuduh UAS sebagai radikalis dan takfiri.
Karena stempel itulah, saya jadi berpikiran bahwa sangat mungkin UAS menyesatkan Quraish Shihab.
Namun, video berjudul "Tanya Jawab Ust Abdul Somad Tentang Jilbab dan Quraish Shihab" berkata lain. Video itu diunggah oleh akun Dakwah Cyber pada 17 Oktober 2017, jauh sebelum tuduhan radikal terhadap UAS ramai. Hingga saat ini (02/01/20) telah ditonton sebanyak 2.141 kali. Jumlah yang sedikit.
Dalam video itu, terlihat UAS membacakan pertanyaan seorang jamaah dari secarik kertas. "Jilbab itu wajib, tapi kita lihat ada seorang 'ulama besar Quraish Shihab anaknya tak pakai jilbab, apa dia ini orangnya sesat pak Ustad?" Kata UAS membaca kertas tersebut.
Awalnya UAS mengatakan bahwa Quraish Shihab menafsirkan ayat itu sesuka dia saja. "Dia menafsirkan ayat itu semau, sesuai kehendak dia saja". Kata UAS.