"Hmmm, sebuah pembukaan yang mantap, sebentar lagi dia akan menyesatkan Quraish Shihab", prasangka buruk saya.
Itu berdasarkan kesaksiannya langsung ketika Quraish menjadi duta besar pada tahun 1999. "Istri dan anak-anaknya tidak pakai jilbab", lanjut UAS.
Mendengar ucapan UAS, BPM jantung saya meningkat alias deg-degan. Apa kira-kira kalimat yang akan terlontar lagi dari mulut beliau? "Sebentar lagi, kata 'sesat' keluar dari mulut UAS". Kata saya dalam hati.
Jawaban UAS sungguh di luar dugaan. Tak ada satupun kata sesat yang disematkan kepada Quraish Shihab. Prasangka buruk saya luntur seketika.
Dengan bijak UAS menyebut Quraish Shihab sebatas keluar dari jumhur mayoritas 'ulama. Tak ada satupun kata "sesat" yang disematkan kepada Quraish Shihab. Dengan kata lain, keluar dari jumhur 'Ulama tak berarti sesat.
Ini bukti bahwa UAS bukanlah radikalis takfiri seperti yang dituduhkan orang-orang. UAS mampu menerima perbedaan. Bagi UAS perbedaan itu biasa.
Seperti kata UAS, "sedikit sedikit beda, sedikit sedikit beda, padahal yang beda sedikit". Kata UAS dalam video ceramah lainnya.
Allah berfirman dalam Surat Ali 'Imran ayat 103 : "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai............"
Begitulah seharusnya sikap muslim yang baik. Berbeda bukan berarti sesat. Wahai muslim, bersatulah.
Jangan mengkafirkan hanya karena berbeda, jangan pula menuduh seseorang radikal hanya karena berbeda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H