Mohon tunggu...
Meidian Syaputra
Meidian Syaputra Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya orang awam

Hanya orang awam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

UAS, Quraish Shihab, dan Jilbab: UAS Tidak Radikal

3 Januari 2020   15:06 Diperbarui: 3 Januari 2020   15:21 870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Jangan mengkafirkan hanya karena berbeda, jangan pula menuduh seseorang radikal hanya karena berbeda.

Beberapa tahun lalu, pernyataan Quraish Shihab soal jilbab sempat menjadi polemik. Menurutnya, jilbab tidak wajib. Bahkan Quraish Shihab menyebut, boleh jadi, jilbab telah melebihi apa yang dikehendaki Tuhan.

Tidak lama, banyak video-video di Youtube yang membantah pernyataan Quraish Shihab. Banyak pula yang menyesatkan, menuduh sebagai syi'ah, bahkan mengkafirkan Quraish Shihab.

Tuduhan itu datang dari kelompok-kelompok yang saya yakini sebagai radikal. Radikalis tidak mampu menerima perbedaan. Kelompok manapun yang berbeda dengan dia, langsung distempel sesat bahkan kafir.

Kata Gus Nadir dalam salah satu tulisannya, salah satu indikator seorang dianggap radikalis adalah memiliki sifat takfiri, suka menyesatkan dan mengkafir-kafirkan sesama muslim.

Di sisi lain, Ustadz Abdul Somad (UAS) adalah da'i yang populer. Belakangan, banyak yang menuduh UAS sebagai radikalis dan takfiri.

Karena stempel itulah, saya jadi berpikiran bahwa sangat mungkin UAS menyesatkan Quraish Shihab.

Namun, video berjudul "Tanya Jawab Ust Abdul Somad Tentang Jilbab dan Quraish Shihab" berkata lain. Video itu diunggah oleh akun Dakwah Cyber pada 17 Oktober 2017, jauh sebelum tuduhan radikal terhadap UAS ramai. Hingga saat ini (02/01/20) telah ditonton sebanyak 2.141 kali. Jumlah yang sedikit.

Dalam video itu, terlihat UAS membacakan pertanyaan seorang jamaah dari secarik kertas. "Jilbab itu wajib, tapi kita lihat ada seorang 'ulama besar Quraish Shihab anaknya tak pakai jilbab, apa dia ini orangnya sesat pak Ustad?" Kata UAS membaca kertas tersebut.

Awalnya UAS mengatakan bahwa Quraish Shihab menafsirkan ayat itu sesuka dia saja. "Dia menafsirkan ayat itu semau, sesuai kehendak dia saja". Kata UAS.

"Hmmm, sebuah pembukaan yang mantap, sebentar lagi dia akan menyesatkan Quraish Shihab", prasangka buruk saya.

Itu berdasarkan kesaksiannya langsung ketika Quraish menjadi duta besar pada tahun 1999. "Istri dan anak-anaknya tidak pakai jilbab", lanjut UAS.

Mendengar ucapan UAS, BPM jantung saya meningkat alias deg-degan. Apa kira-kira kalimat yang akan terlontar lagi dari mulut beliau? "Sebentar lagi, kata 'sesat' keluar dari mulut UAS". Kata saya dalam hati.

Jawaban UAS sungguh di luar dugaan. Tak ada satupun kata sesat yang disematkan kepada Quraish Shihab. Prasangka buruk saya luntur seketika.

Dengan bijak UAS menyebut Quraish Shihab sebatas keluar dari jumhur mayoritas 'ulama. Tak ada satupun kata "sesat" yang disematkan kepada Quraish Shihab. Dengan kata lain, keluar dari jumhur 'Ulama tak berarti sesat.

Ini bukti bahwa UAS bukanlah radikalis takfiri seperti yang dituduhkan orang-orang. UAS mampu menerima perbedaan. Bagi UAS perbedaan itu biasa.

Seperti kata UAS, "sedikit sedikit beda, sedikit sedikit beda, padahal yang beda sedikit". Kata UAS dalam video ceramah lainnya.

Allah berfirman dalam Surat Ali 'Imran ayat 103 : "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai............"

Begitulah seharusnya sikap muslim yang baik. Berbeda bukan berarti sesat. Wahai muslim, bersatulah.

Jangan mengkafirkan hanya karena berbeda, jangan pula menuduh seseorang radikal hanya karena berbeda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun