BERLAYAR BERSAMAMU
Sering kulihat kau termangu, duduk sendiri di bangku kosong bekas taman lalu
Larut jiwa kian kalut
Seribu ketakutan datang bak laron-laron di bawah lampu jalanan
Aku terus menatap dengan mataku, pagar-pagar duka kau bariskan di kedua bola mata
Salah satunya adalah kematianku
Aku menuliskan tentangmu
Dalam bentuk puisi, yang nantinya akan ku tukarkan dengan uang
Sebagai penebus kesengsaraan yang dicuri darimu
Ketika tidur malammu dibangunkan anjing-anjing dengan liur bau terasi
Melolong, mengendus, mengajak padu
Hingga merubahmu seperti kuda, meringkik menjelang pagi
Aku melihatmu, masih sama seperti lalu
Pagar-pagar duka tersingkap dengan sendirinya
Kerudung ayu menutup sebagian dadamu
Kisah-kisah bahagia berhasil kutuliskan di atas perutmu
Sekiranya masih ada jeda kematian dari kemanusiaan
Izinkan aku melayari samudra bibirmu sekali lagi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H