Kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan, pasti kita selalu meminta Doa kepada Tuhan-Nya. Ketika kita dalam keadaan senang maupun susah. Doa adalah salah satu cara kita untuk tetap mengingat Tuhan kita.Â
Dalam ajaran agama Islam, doa merupakan kegiatan memohon dan meminta kepada Allah SWT terhadap suatu hal. Doa dalam agama Islam merupakan bagian paling mendasar dalam beribadah. Ibadah yang di ajarkan dalam agama Islam kepada umat-Nya sangatlah beragama. Doa sendiri adalah bentuk ibadah dengan cara memohon kepada Allah SWT.Â
Namun, tumbuh pertanyaan yang begitu mendasar bagi seorang umat muslim, apakah kita meminta Doa ketika kita sedang mempunyai keinginan saja? Barangkali pertanyaan itulah yang membuat Chairil Anwar menulis puisi berjudul 'Doa'.Â
Kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengingat kau penuh seluruh
Caya-Mu panas suci
Tinggal kerlip lilin dikelam sunyi
Pada bait pertama puisi Doa, penulis mengajak kita untuk selalu mengingat Tuhan-Nya di manapun kita berada. Penulis mengajak kita untuk selalu menyebut nama-Nya. Seperti yang tersirat dalam kalimat kepada pemeluk teguh, yang menggambarkan seseorang memiliki keyakinan bahwa Tuhan selalu bersamanya. Ketika kita sedang susah maupun senang dan bahwa Tuhan-lah petunjuk jalan dan arah kita di kehidupan. Beginilah penulis menjelaskan ketika ketika kehilangan arah atau kehilangan bentuk, kita harus tetap berdoa kepada Tuhan.Â
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Pada bait ketiga puisi Doa, penulis mengajarkan kepada pembaca bahwa kita hanyalah seorang pengembara yang sedang berkelana di negeri asing serta suatu saat akan berpulang kepada Tuhan. Maka dari itu kita harus selalu memanjatkan doa kepada Tuhan dan di manapun kita berada tetaplah senantiasa berdoa pada Tuhan karena kita hidup hanyalah sebagai sebuah seorang pengembara.Â
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Selain itu, penulis pun mengajak kita untuk menyadari bahwasanya manusia tidak bisa berpaling dari ketentuan Tuhan dan mengingatkan pembaca untuk selalu dekat dengan sang pencipta.Â
TuhankuÂ
Di pintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
Puisi ini pun dapat mengajarkan banyak hal kepada kita. Melalui puisi ini, memberikan pesan sejauh apapun kita pergi dan sebanyak apapun dosa yang diperbuat oleh seorang hamba, maka hamba tersebut akan datang kepada Tuhan-Nya untuk memohon ampun serta meminta pertolongan-pertolongan dan jangan meminta atau memohon doa ketika kita sedang punya keinginan saja.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H