Mohon tunggu...
meida nurmala
meida nurmala Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - SISWA KELAS XII MIPA 3 SMAN 1 WALED

saya adalah seorang pelajar SMAN 1 WALED

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jalanku Ada pada Takdir-Mu melalui Puisi 'Doa' karya Chairil Anwar

5 Maret 2024   11:27 Diperbarui: 5 Maret 2024   11:34 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan, pasti kita selalu meminta Doa kepada Tuhan-Nya. Ketika kita dalam keadaan senang maupun susah. Doa adalah salah satu cara kita untuk tetap mengingat Tuhan kita. 

Dalam ajaran agama Islam, doa merupakan kegiatan memohon dan meminta kepada Allah SWT terhadap suatu hal. Doa dalam agama Islam merupakan bagian paling mendasar dalam beribadah. Ibadah yang di ajarkan dalam agama Islam kepada umat-Nya sangatlah beragama. Doa sendiri adalah bentuk ibadah dengan cara memohon kepada Allah SWT. 

Namun, tumbuh pertanyaan yang begitu mendasar bagi seorang umat muslim, apakah kita meminta Doa ketika kita sedang mempunyai keinginan saja? Barangkali pertanyaan itulah yang membuat Chairil Anwar menulis puisi berjudul 'Doa'. 

Kepada pemeluk teguh

Tuhanku

Dalam termangu

Aku masih menyebut nama-Mu

Biar susah sungguh

Mengingat kau penuh seluruh

Caya-Mu panas suci

Tinggal kerlip lilin dikelam sunyi

Pada bait pertama puisi Doa, penulis mengajak kita untuk selalu mengingat Tuhan-Nya di manapun kita berada. Penulis mengajak kita untuk selalu menyebut nama-Nya. Seperti yang tersirat dalam kalimat kepada pemeluk teguh, yang menggambarkan seseorang memiliki keyakinan bahwa Tuhan selalu bersamanya. Ketika kita sedang susah maupun senang dan bahwa Tuhan-lah petunjuk jalan dan arah kita di kehidupan. Beginilah penulis menjelaskan ketika ketika kehilangan arah atau kehilangan bentuk, kita harus tetap berdoa kepada Tuhan. 

Tuhanku

Aku hilang bentuk

Remuk

Pada bait ketiga puisi Doa, penulis mengajarkan kepada pembaca bahwa kita hanyalah seorang pengembara yang sedang berkelana di negeri asing serta suatu saat akan berpulang kepada Tuhan. Maka dari itu kita harus selalu memanjatkan doa kepada Tuhan dan di manapun kita berada tetaplah senantiasa berdoa pada Tuhan karena kita hidup hanyalah sebagai sebuah seorang pengembara. 

Tuhanku

Aku mengembara di negeri asing

Selain itu, penulis pun mengajak kita untuk menyadari bahwasanya manusia tidak bisa berpaling dari ketentuan Tuhan dan mengingatkan pembaca untuk selalu dekat dengan sang pencipta. 

Tuhanku 

Di pintu-Mu aku mengetuk

Aku tidak bisa berpaling

Puisi ini pun dapat mengajarkan banyak hal kepada kita. Melalui puisi ini, memberikan pesan sejauh apapun kita pergi dan sebanyak apapun dosa yang diperbuat oleh seorang hamba, maka hamba tersebut akan datang kepada Tuhan-Nya untuk memohon ampun serta meminta pertolongan-pertolongan dan jangan meminta atau memohon doa ketika kita sedang punya keinginan saja. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun