Mohon tunggu...
Meicky Shoreamanis Panggabean
Meicky Shoreamanis Panggabean Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis biografi BTP dan Munir

www.gurupenulis.weebly.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menanggapi Reaksi Gereja dan Orang Kristen yang Mulai Lebay tentang Ahok: Yesus Jadi Raja Nggak Pake KTP, Tenang Aja Napa Sih ?

31 Agustus 2015   16:00 Diperbarui: 31 Agustus 2015   18:50 16313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saudara-saudari seiman pendukung Ahok yang saya hormati,
Ada sebuah video tersebar di YouTube. Seorang perempuan berkata dari mimbar bahwa Ahok pernah lumpuh 8 bulan karena menolak panggilan Tuhan untuk masuk politik. Ahok nggak lumpuh, info sepenting ini saja bisa salah apalagi yang lain ? Perempuan itu juga bilang bahwa Tuhan berbicara padanya bahwa Ahok akan jadi presiden. Mudah ditebak, perempuan ini dari Kristen beraliran Kharismatik. Saya sudah 25 tahun berjemaat di gereja Kharismatik.Udah hapal dah seluk-beluknya.

Bener nggak Tuhan ngomong begitu ke dia ? Bener nggak yang ngomong Tuhan beneran? Jawaban khas orang Kharismatik:Bisa aja. Ya, bisa aja, namun perlu dicatat bahwa  sesungguhnya kalo mau berbuat sesuatu Tuhan nggak harus kasih kabar kok ke manusia. Tuhan nggak ngomong begitu ke siapa-siapa, Ahok tetap bakalan jadi presiden kok *ehhhh*.

Begini ya, OKlah MISALnya emang bener Tuhan ngomong bahwa Ahok akan jadi presiden. Diteruskanlah kabar baik itu di mimbar gereja. Lha terus apa bedanya dong dengan pendeta-pendeta di pilpres 2014 yang bilang bahwa Prabowo adalah presiden pilihan Tuhan ???? Bisik-bisik aja deh berduaan sama Tuhan ya…Nggak usah diumumin…Jangan lebay, diketawain orang taukk…Tega ya ngelihat Tuhan Yesus dibully oleh orang-orang yang demi mereka Dia mau mati? .

Hal lain, banyak orang Kristen kalo ngomentarin berita tentang Ahok pake jargon-jargon kekristenan, ada ayat-ayat Alkitabnya segala macem. Kegirangan orang Kristen macam begini mudah dimengerti. Udah lama pembangunan gereja dipersulit dan yang sudah berdiri pun kerap ditutup. Di banyak instansi, orang Kristen susah naik pangkat. Boro-boro dah naik pangkat, masuk aja susah. Ealah…Tau-taunya super hero Jakarta rajin baca Alkitab, hafal ayat dan rutin ke gereja. Kata pepatah ada dua hal dalam dunia yang tak bisa disembunyikan yaita batuk dan rasa cinta. Kalimat tersebut kini kudu diubah, sekarang ada 3 yaitu batuk, rasa cinta serta rasa bangga.

Bangga bahwa ternyata saudara seiman kitalah yang membuka borok negara ini, OKlah.Rasa yang lebih dari itu hendaknya dikelola dengan hati-hati karena sangat berpotensi menyebabkan munculnya arogansi dalam beragama. Apakah mustahil orang non-Kristen muncul sebagai tokoh anti korupsi ? Ya bisa aja, Baharuddin Lopa emangnya agamanya apa ? Bung Hatta yang sampe mati nggak kesampaian punya sepatu Bally, Hoegeng yang Kapolri, emangnya mereka ke gereja???? Sifat anti korupsi bukanlah ciri khas orang Kristen. Ini mah common grace, siapapun bisa punya. Silahkan mengelu-elukan Ahok sebagai pahlawan beragama Kristen tapi Ahok nggak pernah butuh sanjungan bernuansa alkitabiah. Silahkan dukung Ahok asalkan dukungan bukan diberikan karena beliau orang Kristen melainkan karena beliau kerja keras,jujur dan taat aturan.Beliau juga  butuh tuh pendukung  yang taat aturan sehingga pekerjaannya lebih ringan untuk dilakukan. Dan, untuk masa sekarang ini, Ahok lagi butuh KTP.

Gereja paham betul lalu mau buka posko mengumpulkan KTP. Kalau mau fair,kumpulkan juga dong KTP untuk Ichsanuddin Noorzy (nyeneng-nyenegin Ratna Sarumpaet sekali-sekali nape….). Mereka yang non-kristen harus diperlakukan sama dengan Ahok yang kristen, begitu bukan ?

Nah ! Di sinilah inti permasahannya.

Gereja sebaiknya memberikan pendidikan politik kepada jemaat, mengintegrasikan isu-isu kontemporer ke dalam khotbah sehingga jemaat bisa menanggapi isu dengan benar dan menanamkan betul ke hati jemaat bahwa sebisa mungkin terlibatlah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sukur-sukur bisa terjun ke politik.  Bagaimanapun, gereja sebaiknya tidak masuk ke ranah politik praktis. Kalau mau lebih blak-blakan:Gereja jangan masuk politik praktis, kalo minat ya minta aja jemaat di tataran individu mendirikan  partai atau LSM, toh bikin LSM atau partai nggak dosa, bagus kok asal niat dan caranya mulia.Jadi, gereja tak bisa merekomendasikan nama politisi tertentu. Berikan saja panduan tentang calon ideal dan himbau jemaat untuk menggunakan hak pilih. Gereja juga harus menghormati pilihan jemaat yang hendak masuk ke dunia politik dan tidak berkomentar,”Hahhh? Masuk politik??? Itu ‘kan kotor??!!”. Sesungguhnya, ada banyak ayat di Alkitab yang hanya bisa dilakukan jika si pelaku bergerak di dunia politik, misalnya Yesaya 1:17 dan Yesaya 58. Kedua ayat itu hanya bisa dilakukan secara konsisten dalam skala besar oleh mereka yang punya jabatan politis.

Jelas, gereja tak bisa menjauhkan diri dari politik. Lha gimana bisa lha wong pendiri gereja 2000an tahun yang lalu disalibnya juga gara-gara urusan politik, kok. Bagaimanapun, gereja, negara, partai punya tugas berbeda. Pengumpulan KTP Ahok, dan KTP calon siapapun, jika dilakukan di dalam gereja jelas adalah sebuah pelanggaran. Tindakan ini berpotensi memecah belah jemaat, emangnya semua orang Kristen dukung Ahok ? Lupa ya bahwa orang kristen juga banyak yang menyuap dan disuap? Mereka masuk barisan sakit hati dan pada 2017 mereka siap memilih siapapun yang penting bukan Ahok.

Jadi, gereja harus membiarkan jemaat ngumpulin KTP sama halnya seperti gereja mendukung jemaat yang aktif mengajar di panti asuhan atau sering ikut kompetisi renang. Tapi ngumpulin KTPnya jangan di dalam gereja atuh. Nggak usah bilang,”Itu individu yang ngumpulin, gereja cuma minjemin tempat”.Ini mah ngeles namanya.Jemaat jumlahnya banyak.Biarkan orang kristen bergerak memenuhi panggilan mereka masing-masing di wilayah politik,gereja sebagai institusi punya tugas berbeda walau tetap harus bergaul karib dengan berbagai isu politik agar gereja bisa jadi institusi yang kontekstual.

Nah, mungkin ada yang protes, “Jumlah gereja banyak…Sayang kalo nggak buka posko di situ? Yaela… Baek-baek yakkk…Ntar didamprat Ahok, masuk Detik sama Kompas, semaput dah….Hendaknya kita berhati-hati dalam bertindak, berjalanlah dalam koridor KPU, tunduklah pada aturan.Minjem istilah Ahok,”Taat konstitusi, bukan konstituen”.

Begini deh….Gini aja… Buka aja di tempat yang nggak ngelanggar aturan. Emang mesti bayar, ya patungan aja. Kalo nggak punya duit ya nggak usah buka, sedemikian sederhananya. Mungkin jemaat resah, “Aduhh…KTP nggak terkumpul, kalo Ahok kalah gimana dong?” Nyantei Jek, jumlah orang waras banyak banget di Jakarta jadi Ahok pasti menang. Ahok didukung partai ya nggak apa-apa, sejarah sudah menunjukkan bahwa Ahok nggak bisa disetir. Cuma memang pasti asik banget kalo Ahok bisa maju secara independen. 9-10 bulan masih lama, grafik jumlah pengumpulan KTP per minggu terus meningkat.Bersikap optimis adalah pilihan paling realistis yang bisa kita ambil saat ini. Tapi pasti masih banyak yang mau ambil skenario terjelek:Ahok nggak jadi gubernur lagi. Gimana dong kalo gitu ?

Gimana dong ? Ya nggak gimana-gimana, emangnya mau gimana? Sebagai pendukung, kita tetap ikutin peraturan aja. Kumpulin KTP dengan cara yang etis. Pertimbangkan banyak hal sebelum buka posko: Peraturan KPU, hukum yang berlaku, hati nurani, kemungkinan konflik. Bijak-bijaklah dalam bertindak. Kalo ente adalah jenis orang yang merasa bisa dengar suara Tuhan secara audible, ya udah…Ngobrol aja berdua.Kalo mau ngomong di mimbar, mikir dulu minimal 100 kali ya.

Kalo udah bertindak bijak dan ikut peraturan terus Ahok tetap kalah, gimana? Lah, ‘kan tadi udah dijawab: Ya nggak gimana-gimanalah, emangnya mau gimana? Nyantei aja. Yesus jadi raja tanpa pake KTP kok. Jauh lebih banyak orang yang jadi pemimpin tanpa pendukungnya ngumpulin KTP. Hidup masih panjang. Selidiki kehidupan Ahok dan kita akan tahu bahwa 'Expect the unexpected' bisa dijadikan tema hidupnya.Baca biografinya dan kita akan lihat bahwa hidup Ahok di dunia politik penuh dengan kejutan yang menunjukkan bahwa ada campur tangan Ilahi di dalamnya.

 

Jadi,intinya,dukung Ahok bukan karena beliau kristen tapi karena beliau jujur,rajin dan taat aturan.Dukung saja dengan cara yang tidak menabrak aturan atau norma.Nah kalo ternyata taat aturan malah mempersempit gerak dan Ahok nggak kepilih lagi,gimana?

Nyantei wae lah.Emangnya ada ya peraturan yang menyatakan bahwa orang baru bisa jadi wakil presiden dan presiden kalo udah dua kali jadi gubernur ? #ehhh

 

31 Agustus 2015

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun