Mohon tunggu...
Meicky Shoreamanis Panggabean
Meicky Shoreamanis Panggabean Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis biografi BTP dan Munir

www.gurupenulis.weebly.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Transkrip tentang Twit Fahira Idris #GazaInJakarta,Metro Realitas 20/7/2015

22 Juli 2015   09:18 Diperbarui: 22 Juli 2015   09:18 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Fahira Idris melalui hashtag #GazainJakarta meluncurkan serangkaian twit yang isinya tentang mesjid terkepung tembok, anak kecil memanjat pagar untuk bisa sampai ke mesjid,dll. Hal ini telah diklarifikasi oleh @TemanAhok, isinya ternyata bohong belaka. Tim Metro TV melakukan investigasi dan menayangkan hasilnya di Metro Realitas. Berikut adalah transkripnya.

Transkrip utuh berikut file yang bisa diunduh ada di  http://www.transkripahok.com/-gaza-in-jakarta-i.html

_________

Andini Effendi (Host)

:

Urusan bebas-membebaskan lahan adalah satu masalah yang sangat pelik di negeri ini, mulai dari tumpang tindih sertifikat, aksi serobot atau adu kuat dalam menahan harga. Urusan lahan ini makin berat ketika pembebasan lahan menyangkut sarana tempat ibadah. Inilah yang terjadi di wilayah Cipete, Jakarta Selatan terkait pembebasan lahan yang menyerempet sebuah bangunan masjid. Tarik ulur pembebasan lahan berjalan alot ketika melibatkan pengurus masjid, politisi, pengusaha yang juga aktivis kemanusiaan di Palestina, sehingga warga sekitar. Entah kebetulan atau tidak, konflik ini selalu muncul di suasana Bulan Suci Ramadhan, iya konflik ini dilukiskan mirip kondisi masjid di Gaza, Palestina yang dikelilingi tembok dan pagar berduri, warga pun harus memanjat tembok untuk menunaikan ibadah. “Gaza In Jakarta” itulah hastag yang muncul di media sosial. Pemirsa benarkah yang terjadi disebuah masjid di Cipete ini hanya urusan akses ke masjid yang dilukiskan mirip masjid di Gaza, atau persoalan akses ini hanya untuk menutupi tawar-menawar pembebasan lahan bernilai miliyaran rupiah. Berikut penelusuran tim Realitas.

Narator

:

Inilah sebuah masjid yang berdiri di Kelurahan Cipete Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Rumah ibadah yang bermana Masjid BSC Al-Futuwwah ini, belakangan ramai dibicrakan bahkan sampai ketingkat elit di Jakarta, bahkan masjid ini sempat juga disebutkan sebagai sebuah masjid Gaza di Jakarta, merujuk pada masjid di Palestina yang sangat sulit di akses para jama’ah. Hastag Gaza in Jakarta sempat ramai di media sosial pada akhir Juni 2015, seperti memanfaatkan momentum awal bulan suci ramadhan, adalah akun twitter milik @fahiraidris yang mempopulerkan masjid BSC Al-Futuwwah lewat #gazainjakarta Fahira yang seorang anggota DPD ini membuat serangkaian kicauan di akun twitternya tentang kondisi masyarakat di Cipete, Jakarta Selatan yang diumpamakan bak masyarakat di jalur Gaza, Palestina karena terisolasi untuk pergi ke masjid. #gazainjakarta makin meyakinkan karena dilengkapi dengan sejumlah foto yang memperlihatkan warga yang di sebut-sebut sulit menuju masjid karena terisolasi tembok tinggi milik pengembang. Namun belakangan Fahira Idris melakukan klarifikasi dan meminta maaf atas kicauannya mengenai Gaza in Jakarata. Inilah sosok Sanwani Na’im, pemimpin yayasan pesantren Islam BSC AL-Futuwwah, masjid yang belakangan terkenal karena #gazainjakarta merupakan masjid di dalam lingkungan yayasan yang Sanwani pimpin.

Sanwani (Pengelola Masjid)

:

Nah itulah yang saya jadi saya pertanyakan Bu Fahira di twit nya bilang setelah bertemu dengan pihak pengembang, sehari sebelumnya bilang sudah besok akan ketemu dengan ke Al-Futuwwah mau datang mau survei ke lokasi, tapi ternyata setelah kita tunggu, sorenya malah beliau tidak datang, malah justru balik mengundang kita ke tempatnya beliau malam itu juga, kami bilang “lah sulit kalau untuk membeli kucing dalam karung” harusnya beliau lihat lokasi, tinjau langsung dan tahu bagaimana kondisi yang sebenarnya. Jadi kira-kira itu, jadi apa yang Fahira kecewa kecewa dengan kami tidak datang, kami juga kecewa kan kenapa kok Fahira tidak tinjau lokasi.

 

 

(Percakapan antara pihak reporter dengan salah satu asisten Fahira Idris)

Narator

:

Fahira idris belakangan memang meminta maaf karena sadar persoalan masjid yang dia sebut dengan Gaza in Jakarta lebih ke persoalan sengketa lahan, pengurus masjid BSC AL-Futuwwah yang dipimpin oleh Sanwani Na’im sedang terlibat perselisihan dengan pemilik lahan yang mengelilingi masjid. Rupanya lahan seluas 2800 meter persegi di sekitar masjid kini dikuasai oleh sebuah pengembang PT Fim Jasa Ekatama. Yang menarik dibalik PT Fim Jasa Ekatama ada nama Ichsan Thalib, seorang tokoh yang terkenal karena sumbangsih nya bagi masyarakat muslim di Palestina. Ichsan Thalib adalah seorang aktivis di MER-C, sebuah lembaga kemanusiaan. Lewat MER-C Ichsan terlibat dalam sejumlah misi kemanusiaan di Palestina, termasuk membangun Rumah Sakit. Namanya harum di Palestina namun justru Ichsan Thalib dipojokkan di Cipete Utara, Jakarta karena dituduh menutup akses ke sebuah masjid.

Ichsan Thalib

:

Rupanya pengurus masjid khususnya ketuanya kurang senang dengan kami masuk ke area atau kepengurusan mereka untuk mengatur lah kepengurusan masjid itu, nah singkat cerita lahan yang ada di tempat kami itu di digarap lah sama mereka, dicor, dibikin akses masuk yang tidak permisi sama kami, sehingga konsorsium tempat kami berusaha ini apa, mengingatkan untuk memagar area itu, kami pagar lah area itu tetap memberikan akses ke masjid. Pemagaran ini dipelintir beritanya oleh Pak Sanwani kemudian sebagai penutupan masjid. Kalau ditutup masjidnya kan Ente masih tinggal dilantai 3, apa terbang masuknya. Terus juga ada rekayasa tertentu yang men-setting bahwa masuknya itu harus lompat pagar, apa segala macam itu nanti biar Pak RW atau RT setempat lah yang terangkan itu karena saya dengar juga dari mereka. Perundingan yang konkrit setelah di Komnas Ham dan di dewan masjid dan Pak Jusuf Kalla nggak mencapai titik akhir.

Narator

:

Belakangan ini juga beredar sejumlah pamflet maupun poster yang menjelaskan mengenai masjid BSC Al-Futuwwah yang aksesnya dipersulit oleh pengembang PT Fim Jasa Ekatama milik Ichsan Thalib.

Sanwani (Pengelola Masjid)

:

Itu yang terbaru teman-teman kita yang ngedesign itu untuk menggugah itu, gitu loh karena memang selama ini selalu diredam, jadi pemberitaan dan segala macam itu seakan-akan tidak hilang dari sini, sudah selesai kok, bahkan Pak Walikota, Pak Syamsuddin Noor kemarin itu ketika di konfirmasi “kok saya nggak tahu ya, kan sudah selesai, saya dulu pernah datang” gitu. jadi sepertinya ada sesuatu yang saya nggak tahu kenapa ini jadi seperti itu, gitu kok seakan-akan semuanya merasa tidak tahu dengan kondisi disini, gitu.

Ichsan Thalib

:

Pas mau masuk Ramadhan, ada lagi cerita lain yang masalahnya bukan sama kami tapi dilibatkan kepada kami. Saya juga bingung kenapa kok kepada saya, rupanya ada saudara-saudara kita yang lain, kalau urusannya sama pak Ichsan ini lebih lebih seksi lah katanya gitu, karena kenapa, dia itu pendiri radio Silaturahim, dia itu aktivis juga di Medical Emergency Rescue, jadi inilah berita yang diangkat sehingga teman-teman yang lain, saudara-saudara kita yang lain mengangkat bukan ke tanahnya saja tapi ke aktivitas sosial saya dan lain-lain, yang menjadi bukan sekedar issue Nasional nanti lama-lama bisa menjadi issue lebih luas lagi itu, ya mudah-mudahan tidak tidak sampai terjadi hal yang tidak diinginkan, Insya Allah semua ada jalan keluarnya.

Narator

:

#gazainjakarta rupanya sangat jitu mengangkat permasalahan masjid di Cipete Utara, menjadi sebuah issue besar di sejumlah media. Kisah mengenai masjid Gaza di Jakarta ini diberitakan berkali-kali, lengkap dengan foto-foto masyarakat yang disebutkan telah terisolasi untuk pergi ke masjid. Rupanya apa yang dialami orang-orang yang ada di foto ini mendapatkan sanggahan dari seorang ketua RW di sekitar masjid BSC Al-Futuwwah.

Solahudin

(Ketua RW)

:

Berita-berita ini fiktif, “nih seperti gambar-gambar ini supaya orang menarik ya, maaf seperti orang menarik tadi nah ini nih nah seperti ini” ini bohong ini warga saya ini, ini warga saya, ini punya bapak ini, ini saya tanya langsung “hey kamu bagaimana?” “Pak saya disuruh sama orang, pokoknya wartawan, 2 perempuan, laki-laki 3, dikasih tangga pak saya suruh naik ke atas” baru pulang ngaji, ini warga saya ini, namanya saya tahu, saya wawancarai dia. Lah, masyarakat yang mana kalau ini tidak menarik, iya kan iya kan ada lagi yang lain-lain seperti ini, ini kan menarik lah ini lah, orang yang, yang dari kejauhan ini pasti menarik lah, pasti orang membenarkan ini padahal ini semua dipelintirkan ke berita, ini bohong saya saksikan, ini semua saya saksikan, semua saya tahu, gitu. jadi data ini saya dapatkan konkrit, akurat saya nggak main-main.

Narator

:

Tim Realitas kemudian menelusuri seorang anak yang fotonya ikut terlihat di berita online mengenai masjid BSC Al-Futuwwah yang katanya sulit diakses warga.

Reporter

:

Pas lagi manja eh apa mau naik pagar pagar itu, itu gimana ceritanya?

Fauzi (Warga)

:

“Disuruh naik doang, habis itu baca-baca. Saya kan lagi main, disuruh langsung naik kesitu langsung baca.”

Reporter

:

“hmm, tapi emang biasanya kalau ke masjid, Fauzi lewat situ, ngelewatin pagar atau lewat jalan biasa?”

Fauzi (Warga)

:

“Jalan biasa”

Reporter

:

“lewat jalan biasa, dimana?”

Fauzi (Warga)

:

“lewat…..”

Reporter

:

“hmm, nggak susah lah ya ke masjidnya?”

Fauzi (Warga)

:

“Nggak”

Reporter

:

“Nggak, nggak harus panjat-panjat pagar gitu”

Fauzi (Warga)

:

“Nggak”

Sanwani (Pengelola Masjid)

:

Anak-anak didik kita, santri kita, dan memang waktu itu mereka tidak sama sekali eh mempunyai niat apa-apa ya sudah lah mereka berjalan, mereka setiap hari di foto mereka juga ada, ya begitulah santri kita, jadi bukan santri rekayasa, bukan katanya lagi mereka cari-cari alibi “tadi dibayar berapa” oh nggak mungkin.

Narator

:

Riuh rendah polemik masjid BSC Al-Futuwwah alias masjid Gaza di Jakarta ini seolah tidak pernah selesai. Perdebatan mengenai akses jalan menuju masjid masih berlangsung, dan rupanya dibalik perdebatan akses ini ada persoalan lain, yakni soal urusan tukar guling lahan dengan nilai miliyaran rupiah.

Ichsan Thalib

:

Kami sih jalankan saja sesuai dengan, sesuai dengan kesepakatan jalankan nah karena ada unsur-unsur, saya khawatir, khawatir adalah unsur-unsur lain yang, yang mengait-ngaitkan dengan kegiatan sosial kami itu yang kadang-kadang yang, yang terus menjadi bara api yang dikasih minyak, dibakar-bakar lagi supaya naik terus gitu dan terakhir, aparat setempat juga merasa apa ya, ini maunya apa sih, sampai bingung gitu, mereka tuh maunya apa, jalan sudah dikasih, ini apa namanya akses sudah diberikan, apa pengen namanya tuh selalu didengar orang atau apa walahualam itu, itu dia

Andini Effendi (Host)

:

Bukan menyelesaikan masalah, tapi justru menambah rumit persoalan ketika #gazainjakarta dikicaukan seorang politikus di jejaring sosial. Usut punya usut konflik lahan ini berawal dari persoalan pribadi antara pemilik dan pengembang, pertanyaannya adalah benarkah konflik lahan di masjid di Cipete ini terkait loby, loby pembebasan lahan bernilai miliyaran rupiah, realitas segera kembali.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun