Mohon tunggu...
Anjar Meiaw
Anjar Meiaw Mohon Tunggu... Editor -

Kadang nulis | Kadang ngedit | Kadang nyanyi | Kadang ngemsi | Kadang shopping |

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cemburu

12 Mei 2016   12:56 Diperbarui: 12 Mei 2016   12:59 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Untuk apa? Kamu bukan siapa-siapanya Rendra kan? Silakan pergi. Kalau saya masih melihatmu di sini, saya akan tambahi uangnya. Kalau kamu masih datang lagi, saya akan membayar orang untuk membuat kamu tidak akan pernah datang lagi. Begitu. Mengerti?”

Rossa menggeleng lagi.

Melisa mengembuskan napas muak.

“Saya boleh masuk, Dok?”

“Tak perlu!” ketus Melisa lalu masuk dan membiarkan seorang perawat menutup pintu ruang kamar operasi.

Melisa terus bergulat dengan batinnya. Mondar-mandir menyembunyikan kegelisahannya sambil menunggu kehadiran Dokter Latif, dokter anestesi. Seorang perawat melaksanakan tugasnya sesuai prosedur kerja. Memasang oksigen, memasang monitor pemantau detak jantung. Lalu menyiapkan alat operasi seperti bandage scissores, gunting operasi, forceps, gloves, urine bag, dan lain-lain.

“Ada kelainan hemostasis?” tanyanya kepada salah satu asisten medis.

“Tidak, Dok.”

“Diabetes?” tanyanya lagi.

“Tidak juga, Dok.”

“Alergi obat?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun