Cerita ini terjadi ketika ponsel belum ada ditangan kita semua, ya. Kisah ini, cerita masa lalu. Kenangan itu terkadang hadir kembali dalam ingatan. Suka duka yang membuat hati kembali menghangat dan geli sendiri.
   Kami sekeluarga terdiri dari, diriku sebagai ayah, istri, dan kedua anakku sedang menonton siaran televisi. Begitulah setiap malam, kami habiskan waktu menjelang kantuk menyerang. Saat itu hanya TV yang menjadi sorotan utama dengan berbagai tayangan dan Channel-nya.
   Akan tetapi, yang jadi masalah, kami sekeluarga sering memperebutkan remot TV, seperti malam ini. Saat kami memasuki ruang tamu, terlihat santai Kakek Arman di kursi goyang depan TV dengan mata terkantuk-kantuk akan terbuai ke dunia mimpi. TV sudah hidup dengan menyiarkan 'Dunia Dalam Berita'. Aku langsung menghampiri nakas dekat si kakek dan berkata, "Pinjam remotnya, ya, Kek."
   "Mama mau liat SCTV, ya, sinetron Mama lagi seru," ujar istriku.
   "Ya ... Mama, Abang sama adik mau lihat 'Wong Mo Ge' loh, Ma, si pendekar jurus mabuk kami!" seru si sulung kami.
   "Iya, Ma. " Si kecil ikut menyahut.
   Sementara diriku sebenarnya ingin melihat siaran tinju yang juga akan seru. Mike Tyson akan menghajar lawannya.
   "Jika Ayah ingin melihat tinju, ya."
   Si kecil mengeluarkan jurus ampuhnya dengan mulai merengek, "Pokoknya liat 'Mo Ge'!"
Kakek Arman mulai terusik, dan bergumam.
   Langsung mengingatkan mereka agar tenang. Eh, istriku bersikeras meminta Channel yang menayangkan sinetron kesayangannya, diiringi dengan omelannya.
   "Begini saja, setiap iklan kita pindah, ya. Bergilir tiga Channel, ya, untuk menentukan Channel siapa dulu, kita hom pim pa, bagaimana?" usulku
   "Tidak setuju, nanti ketinggalan sinetronku!" ujar istriku sambil merebut remot.
   "Tidak mau, Abang sama adik mau lihat 'Mo Ge' pokoknya!" Sambil si sulung akan merebut remot. Namun, ditahan oleh istriku, terjadilah saling tarik-menarik. Kondisi mulai tak terkendali, kedua anakku mulai menangis dengan suara nyaring.
   Alhasil, membangunkan Kakek Arman dan beliau berkata, "Ada apa ini?"
   "Hmmm,  anak-anak berebut remot, Kek, dengan mamanya."
   "Sini remotnya, saya mengantuk mau tidur. Silakan kalian pulang, saya mau kunci pintu!" ucap si Kakek Arman sambil menadahkan tangan menerima remot dari istriku, anak-anak pun mendadak diam.
   Lalu menggandeng anak-anak menuju pintu depan, diikuti oleh istriku dengan bibir mengerucut.
   Kakek Arman yang secara ekonomi ditopang oleh anak-anak beliau yang sukses di kota, sedangkan  kami yang tidak memiliki TV selalu tiap malam datang ke rumahnya untuk menumpang menonton TV. Akan tetapi, malam ini gagal total gara-gara memperebutkan remot.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H