Mohon tunggu...
Megawati Sorek
Megawati Sorek Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 003 Sorek Satu Pangkalan Kuras Pelalawan Riau

Seorang guru yang ingin menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Buta Membaca Rabun Menulis

28 April 2023   15:42 Diperbarui: 28 April 2023   15:48 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri : Koleksi Foto Pribadi Megawati Sorek

Kita semua tahu ayat pertama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Besar Muhammad SAW.

QS. Al-Alaq itu diawali dengan kata Iqra' yang artinya membaca. Bahkan sampai dua kali kata itu disebutkan. Juga kita kita ketahui artian membaca dalam hal ini bukan hanya sekedar secara tekstual, bahkan berlanjut konteksnya yang lebih luas.

Membaca adalah aktivitas menggali informasi, menyelami dan menghimpun berbagai pengetahuan ilmu yang terdapat pada sumber teks bacaan maupun media digital. Aktivitas ini sebagai sumber informasi yang bisa dijadikan acuan.

Negara kita Indonesia memiliki taraf tingkat kegemaran membaca yang sangat rendah. Bahkan menuju ke darurat membaca. Padahal wawasan sangat terbentang jika kita rajin membaca. Pola pikir kreatif, belajar argument, mengingat alur pemikiran yang beragam. Dengan membaca sebuah buku paradigma, ideologi, cara pandang dan cara hidup berubah. Tahukah anda, inspirasi dan ide itu bisa datang dari bacaan.

Beberapa manfaat membaca adalah :

1. Cerdas, berpengetahuan luas, berpikir kritis

2. Menstimulasi ingatan,  meningkatkan daya imajinasi

3. Meningkatkan kemampuan berbicara dan berkomunikasi karena perbendaraan kata yang semakin meningkat

Banyak ilmu, maka derajat akan dinaikkan oleh Allah SWT

4. Mengisi waktu luang dengan hal yang bermanfaat, selalu upgrade-ilmu dengan berbagai informasi.

5. Membaca itu seakan tenggelam dengan dunia lain.

Bahan bacaan juga melahirkan pergerakan dan revolusi. Contohnya tulisan Benyamin Se'eb alias Theodore Herzl yang hanya buku tipis, berjudul Der Judenstaat (The Jewish state) dan karya fiksinya yang berjudul Altneuland (old New Land), tetapi mampu memberi semangat orang Yahudi bergerak mendirikan  Negara Israel dan berperang dengan Palestina.

 Kembali ke bahasan membaca aja, yuk. Bagaimana masa depan bangsa ini jika generasi penerusnya tidak membudayakan literasi dengan baik. Kita akan semakin tertinggal. Membaca adalah salah satu indikasi dan faktor  kemajuan suatu Negara. Lihatlah bagaimana Negara Jepang dan Cina yang yang berkembang pesat di segala bidang karena budaya mereka adalah membaca. Padahal kita sebagai muslim seharusnya yang lebih giat lagi untuk membaca, ingat bahasan iqra' di paragraf awal tadi.

Otak itu seperti pisau yang harus diasah, jika tidak ia akan tumpul salah satu cara mengasahnya adalah dengan membaca. Membaca juga jantungnya pendidikan, maka kita harus lebih gencar lagi membangkitkan literasi agar terus meningkat.

Membaca tak bisa dipisahkan dengan menulis. Menjadi seorang penulis itu berproses. Salah satu caranya adalah dengan kuliahnya yaitu membaca.

"Ikatlah ilmu dengan menuliskannya."(Ali Bin Abi Thalib, ra)

"Jika kamu bukan anak Raja dan bukan anak Ulama besar maka menulislah."(Imam Ghozali)

Menulis adalah keterampilan seni mendayung gagasan, pemikiran, cara pandang ataupun pengalaman. Bisa juga memproduksi ide-ide untuk disampaikan  kepada orang lain dalam bentuk tulisan

Membaca dan menulis adalah pasangan serasi yang tak bisa dipisahkan.

Sumber ide menulis didapatkan dari meng-instal ilmu, terus banyak berjalan, mengamati dan banyak silaturahmi, artinya mungkin bisa pengalaman orang sekitar gitulah.

"Menulislah dengan menuliskan hal-hal yang kau ketahui. Tulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri. Itulah yang saya lakukan."(JK Rowling penulis best seller Harry Potter)

Mulailah dari hati dengan langkah awal pilihan yang disukai dan dikuasai.

"Andaikan dihadapkan kepadaku dua orang penulis, maka aku akan memilih yang paling gigih. Tanpa bakat orang bisa menjadi penulis hebat. Sementara tanpa kegigihan, seorang penulis berbakat tak berarti apa-apa" (Muhammad Fauzil Adhim, ustad sekaligus penulis yang memiliki penerbitan)

Menulis adalah bahasa hati dan pikiran. (Ana Widyastuti)

Masya Allah, Alhamdulillah, semoga konsisten dan istiqamah menjadi seorang penulis amatir, nantinya ke spesialis, generalis dan profesional. Menyebarkan manfaat melalui deretan aksara. Mari menulis!  Aamiin ya Allah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun