Mohon tunggu...
mega teresia
mega teresia Mohon Tunggu... Sekretaris - Akuntansi 2021

Acc'21

Selanjutnya

Tutup

Money

Kesalahan Kaum Milenial Dalam Pengaturan Manajemen Keuangan

11 Januari 2022   08:57 Diperbarui: 21 Januari 2022   08:39 800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
by : https://gaya.tempo.co/read/1470117/toleransi-versi-generasi-milenial-seperti-apa

Generasi Milenial adalah terminologi generasi yang saat ini banyak diperbincangkan oleh banyak kalangan di dunia diberbagai bidang, apa dan siapa gerangan generasi milenial itu? Generasi Milenial adalah istilah yang digunakan untuk menyebut generasi yang lahir pada tahun 1981 hingga 1994/1996. Generasi millenial juga seringkali disebut dengan generasi Y. Saat ini rata-rata usia generasi millenial adalah 25 hingga 40 tahun. 

Setiap generasi pasti punya ciri khas masing-masing, sekaligus kebiasaan dan gaya hidupnya masing-masing. Termasuk dalam persoalan manajemen keuangan, seperti yang kerap dilakukan oleh generasi milenial.

Nah berikut adalah beberapa kesalahan-kesalahan yang dilakukan kaum milenial dalam pengaturan manajemen keuangan, yuk kita simak pemaparannya biar gajimu ngga habis begitu saja nih tanpa adanya perincian dan penjelasan.


1. Gaya Hidup Konsumtif

Generasi milenial yang melek terhadap teknologi jaman sekarang memang sangat di mudahkan dalam mendapatkan apa saja yang di inginkan seperti makanan, pakaian, hiburan bahkan dalam hal pembayaran pun semua dapat dilakukan melalui satu benda yaitu, gadget.

Sayangnya, kemudahan dalam penggunaan teknologi ternyata dapat membawa dampak yang buruk bagi kaum milenial yaitu gaya hidup yang konsumtif banyak generasi milenial yang terjebak dalam perilaku konsumtif ini dan berpengaruh dalam pengaturan manajemen keuangannya. Meski mendapat gaji yang cukup besar sayangnya untuk menyisihkan tabungan terasa begitu sulit, apalagi memikirkan untuk berinvestasi.

Contoh Gaya Hidup Konsumtif
Contoh Gaya Hidup Konsumtif

2. Rasa Gengsi Dalam Pergaulan

Di jaman sekarang tidak bisa dipungkiri social media adalah hal utama dimana waktu kita lebih banyak habis terpakai untuk melihat social media setiap harinya, ini juga berdampak pada beberapa kaum milenial dimana kita akan selalu berusaha untuk menampilkan hal-hal terbaik dari diri kita agar orang lain bisa melihatnya  (budaya pamer). Harus diakui, hal ini juga berdampak pada gaya hidup kita sehari-hari, termasuk generasi milenial dalam pengaturan manajemen keuangannya.

3. Cashless Yang Ternyata Bikin Boros

Mudahnya bertransaksi dalam genggaman
Mudahnya bertransaksi dalam genggaman

Seperti yang kita tahu kemudahan dan kemajuan teknologi saat ini bukan hanya memudahkan dalam proses pembelian barang yang dapat dilakukan dengan mudah dari gadget saja namun juga mudahnya akses pembayaran pun sangat berpengaruh besar. Metode pembayaran cashless, baik dengan kartu kredit, debit maupun melalui Handphone (aplikasi pembayaran digital) terasa begitu memudahkan. Ini membuat kita tidak merasa mengeluarkan banyak uang namun tanpa di sadari ternyata uang yang ada direkening terus menipis, apalagi jika kita tidak memiliki catatan rincian transaksi tentu saja ini membuat pengaturan manajemen keuangan menjadi berantakan.

4. Adanya Pay Later

Pay  later juga ikut andil besar dalam sulitnya pengaturan manajemen keuangan untuk kaum milenial. Dimana kita dapat memanfaatkan fiturnya untuk terus berbelanja dengan range bunga yang terlihat tidak begitu besar. Namun dampak buruknya apabila kita kecanduan dalam penggunaannya kita jadi memiliki tagihan yang menumpuk karena saat kita tidak memiliki uang sekalipun dengan pay later kita masih bisa berbelanja.

5. Self-Reward Yang Tidak Terkontrol

Menghadiahi diri sendiri merupakan suatu hal yang diperlukan karena diri kita juga perlu untuk dimanjakan, namun bisa saja menjadi masalah apabila Self-Reward tersebut tidak terkontrol dan memaksakan diri dalam penerapannya seperti contohnya ketika kita pergi jalan-jalan keluar negeri namun kita tidak memiliki cukup uang dan akhirnya menggunakan pay later. Setelah selesai jalan-jalan kita tetap harus melunasi tagihan pay later tersebut, ini bukan hal yang dibenarkan dalam penerapan self-reward.  Jadi kita harus mengontrol hal tersebut agar pengaturan manajemen keuangan kita tetap aman.

6. Tidak Menabung Untuk Masa Pensiun

Generasi milenial mungkin berpikir masa pensiun masih dua puluhan tahun lagi, jadi buat apa menyisihkan uang dari sekarang? Padahal, itu adalah sebuah kesalahan besar. Usia 25 tahun sebenarnya merupakan waktu yang tepat untuk mulai menyisihkan uang pensiun. Dengan demikian, ketika berusia 60 tahun, uang pensiun yang dimiliki dua kali lipat lebih banyak dari mereka yang baru mulai menyisihkan uang pensiun di usia 35 tahun. Sehingga hasil yang didapat dimasa pensiun dapat tercukupi.

7. Berada Dalam Hubungan Cinta Yang Menguras Keuangan

Biaya gaya hidup tidak cuma dihabiskan sendirian. Saat menjalin hubungan cinta, kita juga terkadang mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Apalagi bila pasangan tidak memiliki pendapatan sebesar kita. Namun, perlu diwaspadai kalau ternyata setelah bersama sekian lama, tidak ada perkembangan signifikan dari pendapatannya. Jangan sampai, kita terus yang mengeluarkan uang demi kepentingan bersama. Maka, harus dipertimbangkan dan dikelola kembali manajemen keuangan pribadi kita.

Nah Sekian hal-hal kesalahan dalam pengaturan keuangan kebanyakan kaum milenial yang harus kita benahi mulai dari diri kita sendiri. Dari bahasan diatas semoga kita dapat terus mengevaluasi diri dan pada akhirnya dapat mengatur manajemen keuangan kita dengan lebih baik dan bijak lagi.

by : Mega,Tika,Agnes,Apriansyah,Dea,Wulan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun