Mohon tunggu...
Mega Septiawati
Mega Septiawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi saya traveling

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kreativitas Generasi Z Menggunakan Bahasa Gaul dalam Interaksi di Aplikasi TikTok

25 November 2024   19:15 Diperbarui: 25 November 2024   19:25 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

TikTok adalah salah satu platform media sosial yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia pada saat ini, khusunya oleh generasi Z. Melalui penggunaan aplikasi tiktok, generasi Z dapat menyalurkan ide dan kreativitas nya dengan cara yang inovatif dan interaktif. Aplikasi ini memungkinkan setiap pengguna untuk membuat, mengedit, dan membagikan video pendek. TikTok sendiri menyediakan berbagai aplikasi seperti musik, filter, stiker, dan fitur kreatif lainnya untuk meningkatkan kualitas konten mereka dan membuat video lebih menarik untuk ditonton. Dengan adanya aplikasi ini dapat mempengaruhi generasi Z dalam berkomunikasi dan berbahasa, karena tulisan dan cara berbicara di dalam aplikasi tiktok itu sangat bervariasi.

Perilaku generasi Z dalam menggunakan aplikasi tiktok tersebut sebagai media penyaluran kreativitas bahasa gaul. Pengguna aplikasi tiktok umumnya menggunakan bahasa gaul yang disesuaikan dengan konten video yang mereka lihat. Generasi Z biasanya menggunakan berbagai bahasa dalam komunikasi sehari-hari, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui media sosial. Karakter generasi Z lahir karena adanya arus globalisasi yang berkembang dengan cepat. Maka diperlukan gaya bahasa Indonesia yang dinamis, kreatif, ringkas dan mudah dipahami.

Perkembangan bahasa terjadi seiring dengan perkembangan teknologi (Daud, 2021). Bahasa atau tuturan berfungsi untuk menjelaskan segala sesuatu yang ingin diungkapkan kepada lawan bicara (Syukur et al., 2020). Sangat mudah bagi setiap orang untuk  berinteraksi dan bertukar pikiran dengan orang lain yang berbeda latar belakang bahasa dan budaya. Apalagi jika menyangkut dengan ruang lingkup media sosial, yang memberikan ruang tak terbatas kepada penggunanya untuk berinteraksi dengan siapa pun. Interaksi ini pada akhirnya menciptakan bahasa baru, yaitu bahasa yang tidak baku atau bahasa gaul dalam bahasa Indonesia.

Bahasa gaul yang diciptakan oleh generasi Z pada aplikasi TikTok sebagian besar berbentuk singkatan istilah baru. Biasanya kata singkatan tersebut dituliskan pada komentar, caption, atau teks dalam video. Dengan tujuan untuk mengekspresikan diri, berinteraksi dengan pengguna lain, dan menunjukkan identitas kelompok yang berbeda dari generasi sebelumnya. Selain itu penggunaan singkatan ini membantu mempercepat komunikasi dan menciptakan rasa kebersamaan di antara pengguna TikTok. Serta memudahkan mereka untuk terlibat dalam tren dan budaya yang berkembang di platform tersebut.

Secara garis besar ada dua jenis bahasa gaul yang dipakai oleh generasi Z di dalam aplikasi TikTok, yang pertama yaitu neologisme dan istilah baru, serta yang kedua berbentuk singkatan dan akronim. Neologisme adalah istilah atau kata baru yang diciptakan dalam suatu bahasa, contohnya seperti kata “FOMO” (Fear of Missing Out) istilah ini merujuk pada rasa cemas atau ketakutan seseorang akan kehilangan kesempatan untuk terlibat dalam aktivitas atau pengalaman yang dianggap menarik, terutama yang terlihat di media sosial. Singkatan merupakan pemendekan yang dilafalkan berdasarkan huruf per huruf (Hendrawan, 2021). Sedangkan akronim merupakan pemendekan yang dilafalkan berdasarkan suku kata, misalnya “bawa perasaan” menjadi baper (Wulandari et al., 2021). Bahasa gaul hasil dari ciptaan dan kreativitas generasi Z kemudian dibagi lagi menjadi empat kategori yaitu, (1) bahasa gaul berbentuk singkatan berpola, (2) bahasa gaul berbentuk singkatan tidak berpola, (3) bahasa gaul berbentuk akronim berpola, dan (4) bahasa gaul berbentuk akronim tidak berpola. Keempat jenis bahasa gaul tersebut akan dijelaskan di bawah ini.

1. Bahasa Gaul Singkatan Berpola

    Contohnya “YTTA” yang merupakan singkatan dari “Yang tau tau aja”. Istilah bahasa ini sering digunakan sebagai sindiran atau untuk mengekspresikan bahwa suatu topik hanya dipahami oleh mereka yang "mengerti" situasi tersebut.

2. Bahasa Gaul Singkatan Tidak Berpola

     Contohnya “A6” yang merupakan singkatan dari kata “Asik”. Bahasa tersebut diucapkan dengan menggabungkan huruf “A” dan angka “6” yang dibaca sebagai six dalam bahasa Inggris. Disambung menjadi kata asix (asik).

3. Bahasa Gaul Akronim Berpola

    Contohnya “Sasimo” yang merupakan singkatan dari frasa “Sana sini mao". Dalam penggunaannya, bahasa tersebut merujuk pada seseorang yang dianggap tidak fokus atau plin-plan dalam menjalin hubungan, dan sering kali ingin mendapatkan perhatian dari banyak orang sekaligus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun