Mohon tunggu...
Mega Pradewi
Mega Pradewi Mohon Tunggu... Lainnya - Mimosa asperata

Sedang mengabadikan memori lewat menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Yuk! Jadikan Buku, Permainan Non-Gadget dan Olahraga untuk Anak Tren 2021

6 Januari 2021   22:39 Diperbarui: 6 Januari 2021   22:56 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Garrett Morrow dari Pexels

     Banyak kemudahan yang diperoleh dari gadget. Salah satu fitur yang menyenangkan adalah fitur pencarian, hanya membutuhkan sepersekian detik memunculkan banyak informasi. Kemudahan ini tidak selalu baik terutama untuk pembelajaran. Anak lebih tertarik menggunakan kolom pencarian dan menemukan jawaban secara instan, bahkan kalimat soal bisa persis ada dalam pembahasan pencarian jawaban. Sedangkan jika memakai buku cetak, ilmu mencari jawaban pada buku dapat melatih kesabaran dalam membaca dan mendalami kalimat demi kalimat.

5. Kedekatan dengan orangtua berkurang

     Tidak hanya anak, orang dewasa pun saat berselancar dengan gadget akan mengurangi indera pendengaran dan ketidakfokusan terhadap lawan bicara. Intensitas bermain gadget akan mengurangi intensitas interaksi dengan orang terdekat. Terlebih jika ada orangtua yang berpemikiran bahwa diamnya anak lebih baik daripada aktivitas lainnya yang membuat rumah berantakan.

6. Kepedulian diri terhadap orang sekitar berkurang

     Sama dengan poin 5, karena fokus dengan gadget membuat kepekaan diri dengan sekitar berkurang. Apalagi munculnya sosial media dengan berbagai pola pikir penuh candaan yang kadang keluar batas etika masyarakat.

Para ahli menyarankan waktu maksimal anak mengakses gadget adalah 1–2 jam per hari. Berikut ini adalah durasi anak main gadget yang disarankan berdasarkan usianya:

  • Anak usia di bawah 2 tahun disarankan sama sekali tidak diberi akses pada gadget. Jika benar-benar diperlukan, anak usia di atas 1,5 tahun dapat mengakses gadget dengan didampingi orang tua dan tidak lebih dari 1 jam per hari.
  • Anak usia 2–5 tahun disarankan mengakses gadget hanya 1 jam per hari, itu pun sebaiknya program yang berkualitas.
  • Anak usia 6 tahun ke atas boleh bermain gadget, tapi dengan waktu yang sudah disepakati bersama orang tua, misalnya hanya pada akhir pekan atau maksimal 2 jam per hari. (Sumber)

Penggunaan gadget bukan berarti dilarang sama sekali, namun ada baiknya dibatasi dan diselingi kegiatan yang melatih motorik dan kognitif anak. Saat anak bersama gadget bagai waktu bersantai bagi orangtuanya dan rumah tidak berantakan, tapi percayalah pengorbanan untuk bisa melatih anak supaya tidak erat dengan gadget akan berdampak baik pada tumbuh kembangnya.

Mari beralih dari penggunaan gadget ke hal - hal yang mengasyikkan lain, seperti buku, permainan non-gadget dan olahraga. Untuk anak balita yang belum terlanjur kecanduan gadget, orangtua bisa berpura-pura gadget rusak dan menyediakan buku cerita, buku gambar, buku interaktif dan permainan edukatif. Bagi anak usia sekolah agak sulit untuk mengalihkan, tapi bisa sediakan alat - alat untuk permainan non-gadget misalnya sepeda, panahan, uno, monopoli, mainan berbasis kreatifitas seperti building block, domino, dll. Aktivitas olahraga juga tetap bisa dilakukan dengan tetap menjaga jarak. Di masa pandemi tahun kemarin saja masih bisa bersepeda, karena walau bersepeda bisa menjaga jarak.

Olahraga yang bisa menjadi tren 2021 dan sekaligus menarik anak adalah tipe olahraga yang tidak jauh dari tema action di game online, olahraga ini juga tetap bisa dilakukan oleh anak perempuan. Olahraga yang bisa menjadi pilihan:

Foto oleh Alexander Dummer - Pexels
Foto oleh Alexander Dummer - Pexels

1. Berkuda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun