Sebagai anak, kita tentu ingin melakukan yang terbaik untuk mereka. Kita ingin memastikan bahwa mereka sehat, bahagia, dan bisa menikmati hidup dengan nyaman di usia senja. Namun keengganan mereka untuk berobat justru sering kali membuat kita khawatir. Kita terus memikirkan bagaimana kondisi mereka sebenarnya, apakah ada penyakit yang tidak terdiagnosis?, dan apakah mereka benar-benar baik-baik saja?
Bagaimana Sebaiknya Kita Bersikap?
Sebagai anak, mungkin sudah saatnya kita berpikir lebih bijak dalam menghadapi mereka. Dibandingkan menekan mereka untuk langsung berobat, mungkin kita bisa mulai dengan pendekatan yang lebih halus, lebih penuh pemahaman. Mungkin dengan mengajak mereka untuk sekadar memeriksakan diri, tanpa memberi kesan bahwa ini adalah hal besar yang perlu mereka khawatirkan.
Kita juga bisa mengedukasi mereka tentang pentingnya kesehatan dan bahwa pemeriksaan rutin adalah bentuk pencegahan, bukan ancaman. Kadang-kadang, mendengarkan mereka bercerita tentang kekhawatiran dan ketakutan mereka juga bisa menjadi solusi. Dengan menjadi pendengar yang baik, kita bisa lebih memahami apa yang sebenarnya mereka rasakan dan menemukan cara untuk membantu mereka melepaskan ketakutan itu. Kalau pendekatan langsung sulit, mungkin dengan cara berbicara langsung dengan dokter untuk membantu menjelaskan dampak dan bahayanya jika terus menunda. Terkadang, kata-kata dari pihak ketiga lebih efektif daripada dorongan dari anak.
Mudah-mudahan, generasi orang tua kita mau memahami bahwa kesehatan itu bukan hanya tentang mereka. Ini adalah kepentingan bersama. Kita sebagai anak tidak pernah menganggap berobat itu merepotkan. Sebaliknya, itulah bentuk cinta yang ingin kita berikan, melihat mereka tetap sehat, hidup nyaman, tanpa dihantui sakit yang berlarut-larut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H