Mohon tunggu...
Meejikuuu
Meejikuuu Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar gabut

Just need to pray and try

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dear Sahabatku, Fara

5 Januari 2023   16:55 Diperbarui: 5 Januari 2023   16:56 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini sang ketua OSIS itu, kan?

Dan retina mataku tidak mungkin salah, dalam menangkap siluet wajah famous di depanku ini. Kak Reza namanya.

Aku segera meminta maaf dan langsung terbalas oleh senyum tipis dari sosok ketua OSIS itu. Menurutku, dia sangatlah ramah, bahkan sangat hobi menolong orang lain, seperti dia banyak membantuku ketika MOS. Aku pun sebenarnya kurang paham mengapa dia baik sekali kepadaku. Pasalnya, aku baru mengenal Kak Reza sejak tiga hari yang lalu. Ada yang aneh dengan dia. Setiap kali Kak Reza menyapaku dan Fara, ada sedikit rasa bingung yang tersemat dalam benakku, tentang mengapa Fara yang selalu terlihat ketus melihat cowok jangkung itu muncul secara tiba-tiba di antara kita. Tetap ku abaikan sikap Fara. Bagaimana juga, kita dituntut harus bersikap sopan kepada orang lain bukan?

Akhirnya Kak Reza mengobrol beberapa menit bersamaku dan Fara, di depan kelas kami, kelas X IPA 1. Bahkan ia meminta pertemanan di antara aku dan Fara. Tentu saja aku terima. Namun begitu Kak Reza undur pergi menuju kelasnya sendiri, wajah Fara nampak cuek.

"Nanda, kenapa sih kamu mau berteman sama Kak Reza? Apa nggak salah?"

Aku tersenyum tipis kepada sahabatku ini. "Berteman nggak boleh memandang siapa orang itu, Fara..."

Fara malah bersedekap dada seraya merotasikan kedua bola matanya dengan malas. "Kayaknya kamu emang udah bosen sahabatan sama aku karena udah dapet teman baru. Dasar munafik," lanjutnya dengan nada naik satu oktaf. Ia langsung melesat masuk ke dalam kelas meninggalkanku.

Bagaimana juga aku punya hati. Dan pastinya aku bisa merasakan apa itu sakit hati. Seperti sekarang, hatiku berdenyut lara melihat sikap sahabatku yang tiba-tiba berubah. Terlebih sakit lagi ketika aku berhasil memasuki kelas dan mendapati Fara yang telah duduk bercengkerama dengan siswi lain. Fara melirikku tajam, seolah menunjukkan bahwa jika aku sudah memasukkan orang ketiga---Kak Reza, diantara persahabatanku dan Fara, maka inilah balasannya.

Padahal, sebelumnya Fara sudah berjanji akan duduk satu bangku lagi bersamaku. Kenapa ia harus membuat dirinya berdosa hanya karena rela mengingkari janji?

Bukan sampai hari itu saja Fara menjauhiku, bahkan sudah hampir seminggu ini ia bersikap kasar kepadaku. Bingung. Aku sangatlah bingung harus melakukan apa. Begitukah rasanya cemburu terhadap sahabat yang memiliki teman baru?

* * *

Suatu hari, aku tersentak kaget ketika ada yang menoel bahuku. Aku menoleh dan ternyata itu Kak Reza. Kenapa ia jadi sering muncul begitu? Padahal itu yang membuat Fara lebih jengkel kepadaku. Fara tidak suka aku berteman dengan kakak kelas satu ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun