Sebagai manusia, kita tentu tak luput dari kesalahan. Kesalahan itu pun terkadang bisa berulang hingga memengaruhi jalan hidup kita. Beberapa orang sering kali terjebak dalam kesalahan yang sama. Hal ini terjadi karena mereka kurang peduli terhadap kondisi dirinya.
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk meminimalisasinya adalah self-reflection. Dalam siniar Anyaman Jiwa bertajuk "Cobain Self-Reflection, Yuk!" dengan tautan akses dik.si/AnyJiwReflection, dijelaskan oleh Jelang Hardika M.Psi, Psikolog Klinis Riliv, bahwa self-reflection berguna bagi orang-orang yang kerap menyepelekan masalah hingga kondisi ini berpengaruh pada suasana hati kita.
Pentingnya Self-Reflection Bagi Kehidupan
Mengutip Holstee, sederhananya, self-reflection adalah meluangkan waktu untuk memikirkan, merenungkan, mengevaluasi, dan memikirkan dengan serius perilaku, pikiran, sikap, motivasi, dan keinginan kita. Pendek kata, ini adalah proses untuk menyelam jauh ke pikiran dan emosi.
Berbeda dengan refleksi biasanya, proses ini memerlukan kata tanya mengapa untuk menjawab segala pertanyaan. Misalnya, saat menjalani hari yang berat, kita bisa melakukan self-reflection di malam hari dengan bertanya: Mengapa hal tersebut terjadi padaku hari ini?
Hal inilah yang memungkinkan self-reflection mampu menganalisis hidup kita, mulai dari ranah terkecil hingga yang paling besar. Dalam lingkup terkecil, kita bisa merefleksikan kembali perasaan pada suatu hari. Sementara itu, di lingkup terbesar, kita bisa mempertanyakan kembali arah dan tujuan hidup.
Dengan self-reflection, manusia dituntut untuk kembali belajar dan memahami diri sendiri. Kita akan lebih kritis saat menentukan langkah selanjutnya karena telah memikirkan dampaknya terhadap diri sendiri. Itulah yang menyebabkan self-reflection perlu memiliki tingkat intensi dan disiplin yang tinggi.
Akan lebih baik jika self-reflection dilakukan di waktu tenang tanpa adanya gangguan, misalnya malam hari atau di tempat sunyi. Pasalnya, dibutuhkan jeda yang panjang demi meluangkan waktu untuk berpikir dan merenungkan hidup dan ini bukanlah hal yang mudah dilakukan.
Pikiran adalah Alat Kontrol Manusia
Descartes memiliki istilah sederhana yang mendunia "Saya berpikir, maka saya ada". Istilah inilah yang menguatkan bahwa akal dan pikiran yang dimiliki manusia bersifat istimewa. Pasalnya, tanpa adanya refleksi, artinya kita hanya menjalani hidup tanpa berpikir.
Hasilnya, hidup kita akan terasa monoton karena menjalani rutinitas yang sama setiap harinya. Rutinitas monoton inilah yang bisa membatasi perkembangan diri manusia hingga akhirnya terjebak ke lubang yang sama berulang kali. Selain itu, kita juga jadi pribadi yang menjalankan sesuatu karena terpaksa.
Misalnya, kurangnya self-reflection membuat kita bertahan dalam pekerjaan yang tidak disukai. Alhasil, dalam prosesnya, tak ada emosi yang muncul saat berhasil atau mengalami kegagalan. Padahal, menurut Harvard Business Review, kebiasaan self-reflection berfungsi untuk menumbuhkan soft-skills yang mampu meningkatkan kualitas diri.