Mohon tunggu...
Medio Podcast Network
Medio Podcast Network Mohon Tunggu... Lainnya - Medio by KG Media

Medio, sebagai bagian dari KG Radio Network yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut. Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

4 Tanda Kamu Berada di Keluarga Toxic

2 April 2023   19:37 Diperbarui: 2 April 2023   19:44 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keluarga toxic bisa memberikan dampak buruk bagi perkembangan anak.(Freepik/master1305)

Bagi sebagaian orang, keluarga dimaknai sebagai 'rumah' atau tempat kembali. Artinya, mereka beruntung memiliki keluarga yang harmonis. Namun, ada beberapa juga yang menganggap keluarga sebagai 'neraka' karena tak memberikan kenyamanan bahkan memicu masalah mental.

Bahkan, Jelang Hardika, M.Psi, Psikolog Riliv, dalam siniar Anyaman Jiwa bertajuk "Toxic Family, Beneran Ada?" dengan tautan dik.si/AnyJiwToxicFamily mengatakan banyak kliennya yang mengalami masalah keluarga, mulai dari abusive secara mental dan fisik.

Menurut Oprah Daily, keluarga toxic bisa berpengaruh pada perkembangan anak-anak di dalamnya. Bahkan, yang paling berbahaya adalah orangtua dengan pola asuh seperti ini biasanya tak menyadari kalau perbuatannya itu salah. Mereka selalu merasa benar atas tindakannya.

Oleh karena adanya relasi kuasa ini, akhirnya anak pun tak mampu berkutik. Ada anak yang memilih untuk memendamnya hingga merasakan tekanan hebat, ada pula yang melampiaskannya hingga perilakunya tak terkontrol baik. 

Itu sebabnya, sebagai orangtua dan anak, kita perlu menyadari sejak dini jika keluarga mulai menunjukkan tanda-tanda toxic. Lantas, apa sajakah tanda-tandanya?

1. Senang Membandingkan 

Keluarga toxic salah satunya ditandai dengan membandingkan anak-anak mereka. Jika salah satu anaknya lebih berprestasi, mereka akan meninggikan salah satunya dan menjelek-jelekan yang lainnya.

Biasanya, hal ini mereka lakukan dengan harapan memberi motivasi agar lebih terpacu. Namun, tak semua anak bisa menerima ini. Jika anak yang dikucilkan tak diberikan fasilitas memadai dan dukungan mental, mereka bisa tertekan dan memunculkan masalah mental lainnya.

2. Tak Membuka Ruang Diskusi

Saat bertengkar, keluarga toxic lebih senang menyalahkan pihak yang dianggap salah. Alih-alih mencari solusi bersama, mereka justru menyudutkan. Misalnya, saat orangtua mengetahui anak memecahkan piring atau gelas.

Orangtua toxic akan langsung menyalahkan anak dan mengomeli mereka habis-habisan. Sementara itu, orangtua yang membuka ruang diskusi akan memberikan nasihat agar sang anak tak melakukannya lagi. Selain itu, mereka juga akan bertanya kepada anak langkah apa yang harus dilakukan jika sang anak telah memecahkan piring.

3. Sering Menggunakan Ancaman atau Kekerasan

Ini adalah tanda yang paling memperlihatkan keluarga toxic. Saat menghadapi suatu masalah, keluarga toxic yang tak mampu mengontrol emosi akan meluapkannya secara berlebihan. Misalnya, orangtua yang memukul anak saat mereka berbuat kesalahan dan orangtua yang mengancam anak jika mereka tak mendapat nilai bagus.

Padahal, penggunaan ancaman atau kekerasan bisa berdampak pada psikologis anak. Mereka akan menjadi pribadi yang mudah tertekan jika tak berhasil memenuhi ekspektasi orangtua. Sebab, jika mereka gagal, akan ada hukuman menyakitkan yang menanti.

4. Adanya Pembagian Tugas yang Tak Seimbang

Mengutip Healthline, memiliki keluarga dengan standar yang tak realistis bisa menjadi tanda keluarga toxic. Misalnya, ada keluarga yang memiliki dua orang anak perempuan. Akan tetapi, beban pekerjaan lebih diberatkan pada salah satunya saja.

Sementara itu, anak lainnya tak harus melakukan tugas itu. Jika hal ini dibiarkan, tentu akan menumbuhkan kecemburuan dengan saudara lainnya. Ia pun jadi merasa tak dihargai bahkan dianggap sebagai anak di dalam keluarga.

Lantas, bagaimana jika kita sudah berada di dalam keluarga toxic? Dengarkan jawaban lengkapnya melalui siniar Anyaman Jiwa episode "Toxic Family, Beneran Ada?" dengan tautan dik.si/AnyJiwToxicFamily.

Di sana ada banyak informasi seputar kesehatan mental yang bisa menunjang kehidupan sosial, karier, hingga romansamu. Tunggu apalagi? Yuk, ikuti siniarnya sekarang juga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun