Mohon tunggu...
Medio Podcast Network
Medio Podcast Network Mohon Tunggu... Lainnya - Medio by KG Media

Medio, sebagai bagian dari KG Radio Network yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut. Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kritik Sosial Dapat Dituangkan dalam Berbagai Medium, Tak Hanya Lewat Lirik Lagu

23 Juni 2022   00:45 Diperbarui: 23 Juni 2022   01:00 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi proses kreatif pembuatan kritik sosial (Alifia Putri Yudanti)

Voice of Baceprot (VoB) merupakan sebuah grup musik metal yang digawangi tiga orang hijabers, yaitu Firdda Kurnia sebagai gitaris dan vokalis, Widi Rahmawati sebagai pemain bass, serta Euis Siti Aisyah sebagai penggebuk drum. 

Kata baceprot dalam bahasa Sunda memiliki arti banyak bicara, bawel, atau berisik. Nama tersebut disematkan pada trio metal ini karena lagu-lagunya yang dikenal "berisik". Selain itu, nama itu diberikan karena mereka sering melakukan protes. 

"Kalau ada hal yang enggak benar di sekolah, pasti kami protes. Kami juga sering bikin tulisan di mading (majalah dinding). Kami disebut anak-anak berisik, makanya dinamakan Voice of Baceprot," ujar Firdda dalam salah satu siniar Beginu. 

Karena itu, VoB menjadi salah satu grup musik metal Tanah Air yang lantang menyuarakan isu sosial. Beberapa lagu kritik sosial itu antara lain "School of Revolution", "Kentut RUUP", hingga "Perempuan yang Merdeka Seutuhnya". 

Kritik yang digambarkan melalui mural 

Meila Riskia Fitri dalam penelitiannya berjudul "Mural sebagai Medium Kritik Sosial Seniman (Studi Kasus "Jogja Asat")" menerangan bahwa mural adalah lukisan dinding di ruang publik, terutama yang menghadap atau bisa dilihat dari jalan. 

Mural menjadi salah satu medium penyampai aspirasi kritik sosial. Beragam perasaan gelisah, kecewa, dan amarah dituangkan oleh seniman melalui karya seni jalanan ini.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa mural digunakan sebagai medium kritik sosial pada tahun 70-an yang pada masa itu gerakan seni rupa baru muncul. Pada masa Orde Baru, kelompok seniman muda berhasil melawan dominasi dan hegemoni kelompok seniman tua. 

Kedekatan antara mural dan publik dimanfaatkan sebagai medium kritik dengan harapan pesan terhadap isu yang diangkat dapat sampai kepada masyarakat. Selain itu, praktik menghuni ruang yang dilakukan para seniman dengan medium mural dapat dilihat sebagai upaya perebutan kuasa simbolik karena menyempitnya ruang berekspresi bagi masyarakat. 

Kritik melalui novel 

Saini KM dalam bukunya berjudul Protes Sosial dalam Sastra menerangkan bahwa tindakan protes merupakan salah satu bagian dari keterarahan kesadaran manusia terhadap realitas yang ada. Tindakan protes sosial tersebut dapat memunculkan kreativitas, salah satunya dalam bidang sastra. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun