Kekerasan psikis dan fisik Â
Body shaming yang dilakukan secara terus-menerus ternyata dapat menimbulkan dampak signifikan untuk korban, baik fisik maupun psikis.Â
Dampak psikis yang dirasakan salah satunya adalah kekerasan emosi (emotional abuse).Â
Perilaku yang dilakukan secara kontinu oleh pelaku biasanya akan memanipulasi pikiran korban.Â
Oleh karena itu, kekerasan ini bisa membuat korban body shaming merasa kehilangan identitas diri mereka, ragu akan diri mereka, merasa tidak berharga, hingga dapat berdampak pada penurunan kualitas hubungan dengan orang sekitar.
Dalam Feminism India, Namrata menceritakan bahwa ia pernah mengalami kekerasan psikis oleh ibunya.Â
Awalnya, ia adalah gadis kecil dengan tubuh ideal. Kemudian, pubertas membuat badannya mengalami transformasi bentuk tubuh dari kurus ke berisi sehingga pada akhirnya Namrata sering dipanggil mottu (chubby) oleh teman-temannya.Â
Saat ia berada di rumah, perlakuan ibunya cenderung lebih parah. Menurut dia, sang ibu sering melihat tubuhnya dengan tatapan aneh dan berbeda.Â
Namrata merasa ibunya tak senang saat tubuhnya bertransformasi. Ditambah, dengan kultur India yang masih kental unsur patriarkinya, membuat beban gadis itu semakin bertambah.Â
Sering kali perempuan dengan bentuk tubuh yang tak ideal dapat menurunkan "kualitas"-nya di mata laki-laki.Â
Pada akhirnya, perlakuan itu lantas membuatnya terus menyalahkan diri sendiri karena tak bisa menyesuaikan dengan standar yang ada.Â