"Tiga hal itu maka dilakukan adalah bagian dari check and recheck seorang jurnalis. Apakah cukup? cukup," pungkasnya.
Tak Semua Data Boleh Dipublikasi
Meskipun setiap saat para jurnalis berkutat dengan data, namun ada juga sumber informasi yang sensitif. Bahkan, apabila ia sebarkan ke publik bisa berpotensi mengancam nyawa.
Namun, Aiman pun menanggapinya dengan santai. Menurutnya, itu semua adalah risiko seorang jurnalis dan tak masalah apabila mereka menemukan data tersebut.
Justru, data itu bisa menjadi acuan untuk mencari informasi lainnya. "Jadi, gak masalah. Semakin banyak data, semakin bagus. Dan bukakah data is the new oil?"
Aiman juga bercerita bahwa ia pernah mendapatkan BAP (Berita Acara Pemeriksaan) dugaan korupsi KPU dengan tersangka Mulyana Kusuma. "BAP itu gak bisa serta-merta disampaikan. Karena itu sifatnya rahasia," tambahnya.
Akan tetapi, seorang jurnalis harus mengetahui data mana yang boleh dipublikasikan dan tidak.Â
Apabila nekat menyebarluaskan dokumen rahasia, akan ada sanksi hukum yang menanti, "Karena ada sanksi hukum dari penyebarluasan dokumen-dokumen yang tidak boleh disebarluaskan."
Tetap Teguh pada Data yang Ditemukan
Selain itu, Aiman juga kerap menemukan data-data mencengangkan. Namun, tanpa khawatir, ia tetap memegang teguh nilai-nilai seorang jurnalis.
"Saya tidak bisa selalu dalam pekerjaan itu menganggap bahwa pekerjaan ini tentang saya. Ini adalah pekerjaan tentang kita, tentang peradaban."