Meski berpikir positif bisa memberikan banyak manfaat, perlu diingat jika tidak ada yang bisa berpikir positif sepanjang waktu. Memaksa seseorang agar mengungkapkan emosi yang positif saja, bisa menahan mereka bercerita, dan membuatnya merasa buruk tentang diri sendiri.Â
Untuk menghadapi toxic positivity, seseorang harus memahami jika sebagai manusia kita tidak bisa mengontrol orang lain. Akan tetapi, kita bisa memilih dukungan yang diberikan orang lain lewat pandangan yang objektif dan tidak menyudutkan kita.
Sebaiknya apabila ingin memberi semangat, jadilah pendengar yg baik untuk orang lain. Fokus mendengarkan merupakan cara terbaik untuk mendukung mereka. Kurangi memberi pernyataan berbalut nasihat, tanya saja apa yang bisa kita bantu untuk meringankan beban mereka.Â
Jangan membandingkan masalah yang sedang dihadapi, karena setiap orang punya masalah tersendiri dan tidak bisa disamakan. Tidak apa-apa untuk mengatakan, "Ayo semangat!" atau "Kamu bisa kok melakukannya!" Jika hal tersebut membantumu atau orang lain melewati kesulitan.Â
Simak pembahasan mengenai "Memiliki Teman yang Toxic Positivity" bersama Psikolog Anak Remaja, & Keluarga dari NTO. Novita Tandry, dalam siniar Anyaman Jiwa yang tayang setiap hari Rabu dan Jumat.Â
Nantikan pembahasan lain mengenai kesehatan mental, mulai dari area pekerjaan, hubungan percintaan, dan juga sebagai makhluk sosial, yang bisa diakses melalui tautan https://dik.si/aj_toxpos.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H