Telepon hadir karena keinginan orang untuk saling terkoneksi dari dua lokasi yang berjauhan.
Aplikasi obrolan hadir karena keinginan orang untuk bertukar informasi secara instan dan mudah.
Bahkan kini terdapat layanan telekonferensi yang ada karena keinginan untuk menghadirkan suasana pertemuan virtual yang semirip mungkin dengan tatap muka, yakni melalui fitur video dari setiap pesertanya.
Keinginan atau hasrat, membuat dunia maju dan berkembang. Tanpanya, hidup akan terasa datar dan tak kaya akan inovasi.
Begitu pula bagi individu yang tidak memiliki keinginan. Hidupnya tidak terasa dinamis, tidak ada target, serta tidak ada prestasi yang menonjol; sehingga terasa monoton.
Sisi Buruk Keinginan
Tidak cukup memahami sisi baik dari keinginan, kita juga perlu mengetahui sisi yang lain. Motivator Arvan Pradiansyah dalam episode ke-24 siniar (podcast) Inspirasi Smart Happiness mengungkapkan bahwa ada dua sifat buruk dari keinginan.
Pertama, ia tidak mengenal batas. Ada perasaan naluriah yang sering hadir ketika kita berhasil mendapatkan hal yang kita inginkan, yakni menginginkan lebih.
Seperti misalnya, kita menginginkan jabatan tertentu. Saat berhasil mencapainya, ada kecenderungan di dalam diri untuk meraih jabatan yang tingkatnya lebih tinggi lagi. Begitu pula seterusnya.
Keinginan dapat membuat kita serakah. Namun, tentu baik dan buruknya relatif, ditentukan oleh konteks dari hal yang ingin kita miliki.
Sisi buruk lain dari sebuah keinginan adalah kecenderungan untuk membuat kita kecewa. Contoh mudahnya adalah ketika kita mengincar sebuah barang.