Masih dengan sumber yang sama, mengonsumsi alkohol dapat menurunkan beberapa kemampuan penting untuk keselamatan pengemudi, seperti penglihatan dan refleks. Selain itu, pengemudi yang sedang tak sadar, sulit untuk menentukan kecepatan dan terkadang luput menggunakan pengaman, seperti helm atau seat belt.Â
Miras Oplosan yang Kerap Meregang NyawaÂ
Setiap tahunnya, kita tak asing dengan berita miras oplosan yang merenggut nyawa peminumnya. Pada awalnya, miras oplosan merupakan minuman beralkohol dengan kadar alkohol yang rendah.Â
Saat ini banyak oknum yang mengombinasikan miras dengan bahan campuran berbahaya, salah satu diantaranya adalah metanol.Â
Penelitian Pradana dan Priyono (2021) berjudul "Intoksikasi Alkohol Akibat Minuman Keras Oplosan" menyebutkan bahwa metanol sering digunakan sebagai campuran minuman oplosan karena harga metanol yang relatif lebih murah.Â
Produk seperti ini disebut alkohol denaturasi dan biasanya terkandung di dalam cairan pembersih.Â
Data WHO menyebutkan bahwa sebanyak 320 ribu orang pada usia 15--29 tahun meninggal dunia setiap tahunnya karena keracunan metanol. Gejala yang ditimbulkan biasanya baru terjadi setelah enam jam, seperti gangguan penglihatan (pandangan kabur atau buta total), kesadaran menurun, kejang umum, koma, hingga kematian.Â
Miras oplosan ini ternyata lebih sering dikonsumsi oleh remaja. Riset yang dilakukan oleh Lakpesdam PWNU DKI Jakarta menyebutkan bahwa 65 persen responden mengaku pernah mengonsumsi minuman keras oplosan. Menurut riset itu, persentase ini tinggi karena miras ini mudah diperoleh di warung-warung pinggir jalan.
Minuman Alkohol dalam Masyarakat Toraja di IndonesiaÂ
Di Indonesia, masyarakat Toraja sejak dulu telah mengonsumsi minuman beralkohol yang disebut tuak. Menurut penelitian Rahman dkk. berjudul "Aspek Sosial Budaya pada Konsumsi Minuman Beralkohol (Tuak) di Kabupaten Toraja Utara" di setiap perayaan adat, tuak ini wajib ada.
Tuak berasal dari cairan pohon induk atau nira. Tuak ini masih dikonsumsi untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal yang harus tetap dijaga. Ditemukan juga bahwa tuak dapat mengobati diabetes apabila dikonsumsi sesuai kebutuhan.Â