Berbincang dalam episode kedua di musim ketiga siniar OBSESIF, Irma Erinda, seorang Purpose Coach yang juga merupakan Founder Purpose Finder, membahas mengenai konsep lingkaran kontrol dan lingkaran perhatian berdasarkan buku klasik berjudul The Seven Habits of Highly Effective People karya Stephen Covey.Â
Ia memperkenalkan istilah lingkaran kontrol (circle of control), yang meliputi hal-hal yang berada di bawah kendali seseorang; seperti pola pikir, tindakan, cara berinteraksi, serta hal-hal lain yang dapat dikontrol secara langsung oleh dirinya.Â
Di luar itu, ada pula lingkaran perhatian (circle of concern), yang meliputi hal-hal yang berdampak pada kehidupan seseorang, tetapi tidak dapat dikendalikannya, seperti pandangan orang lain, hasil ujian, respon orang lain terhadap suatu hal, budaya yang telah mengakar, kebijakan pemerintah, maupun momen pandemi seperti saat ini.Â
Setiap orang dihadapkan pada dua pilihan: memperbesar wilayah lingkaran kontrol atau lingkaran perhatiannya. Sebab, cara kita memandang kedua lingkaran ini akan memengaruhi perspektif kita terhadap banyak hal, termasuk ketika menghadapi kegagalan.Â
"Yang kita inginkan, apa yang disebut orang adalah the feeling of being empowered (perasaan berdaya). Kalo kita ngomong kita ini adalah manusia yang berdaya, itu adalah pada saat kita berusaha untuk memperbesar our circle of control (lingkaran kontrol kita), sehingga our circle of concern (lingkaran perhatian kita) itu semakin kecil," ujar Irma.Â
"Karena, pada saat circle of concern kita semakin kecil, circle of control kita semakin besar, maka kita merasa bahwa kita berdaya dan bisa mengendalikan kita sendiri," tambahnya.Â
Cara untuk memperbesar lingkaran kontrol kita adalah dengan menentukan setiap langkah kita sendiri.Â
Owning your narrative, yang berarti memiliki keyakinan (conviction) akan narasi kita sendiri, adalah jargon yang tepat untuk menggambarkannya. Sebab, apa yang kita narasikan atau ucapkan akan menjadi sesuatu yang menuntun setiap langkah yang akan kita tempuh.Â
Terkadang, kita terbiasa melabeli sesuatu di luar kendali kita dengan kata "harus". Seperti, "saya seharusnya melakukan ini".Â
Dengan mengubah pernyataan tersebut menjadi "saya memilih untuk melakukan ini," kita akan merasa lebih memiliki kontrol atas tindakan yang kita ambil sehingga lebih merasa berdaya.Â
Kesadaran akan hal-hal yang dapat kita kontrol dan tidak, akan membuat kita lebih bijaksana dalam mengelola energi dan waktu kita pula yang terbatas.Â