Mohon tunggu...
Medika Hermawan
Medika Hermawan Mohon Tunggu... -

Anak Lamandau yang sedang berjudi di tanah Pasundan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bahasa Dunia

25 Mei 2011   00:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:16 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

CINTA (yang merupakan sub-makna dari bahasa dunia, yang masih cukup relefan dengan masa ini)..... terlalu sempit kita memaknainya belakangan ini, dimana kita terlalu egois memberikan arti, padahal kita tidak tahu, berabat-abat yang lalu arti kata itu berbeda(lebih luas) daripada apa yang kita maknai sekarang, Kata itu selaras dengan sebuah penciptaan kehidupan, dengan jiwa dunia, yang tidak mudah dimengerti dan tidak perlu dijelaskan, karena itu rahasia yang aku sendiri tidak bisa memahaminya.

"Sebab dimana hatimu brada disitulah hartamu berada" Kalimat multi tafsir, yang tidak bisa diartikan hanya dengan membaca, untuk itu perlu direnungkan agar kau bisa menemukan hartamu itu.

Makin bingung....???????

Refleksi: Seorang dokter yang bijaksana berkata kepada saya, "Saya telah melakukan praktek dokter selama 30 tahun, dan saya telah menulis banyak sekali resep. Tapi lama-kelamaan saya mendapatkan pelajaran, bahwa untuk sebagian besar penyebab penyakit manusia maka obat yang terbaik adalah kasih sayang."

"Bagaimana jika obat itu idak manjur?" tanya saya???????.

"Lipat duakan dosisnya," jawabnya.

2. Begitu juga dengn harapan... harapan itu menurutku seperti jalan setapak di desa, yang apabila semakin banyak orang melaluinya maka jalan itu ada, namun bila tidak ada lagi orang yang melewatinya maka hilanglah jalan itu tertutup rumput dan belukar, maka tidak bisa dilalui dan jejaknyapun ikut menghilang.

Hal seperti di ataspun seringkali kita abaikan, orang lebih cenderung melihat apa yang ingin dilihat, bukan yang sebenarnya terjadi. Disaat ada daya yang menghendaki kau mewujudkan takdirmu kau akan diberi pertanda-pertanda yang tinggal kau baca dan artikan, namun pilihan dan keputusan ada di tangan kita, apakah diikuti atau diabaikan....

"Seperti saat seorang anak bercita-cita menjadi petani, kemudian ditengah jalan untuk mewujudkan, orang menganggap bahwa petani bukanlah pekerjaan yang terhormat, lalu dia memutuskan untuk menjadi polisi yang dianggap orang banyak lebih terhormat"

Maka dengan ketidakmampuan untuk membaca pertanda-pertanda, untuk mengartikan sub-bahasa dunia, kita tidak lagi menemukan harapan, karena jalan itu tidak kita lalui lagi, teralihkan dengan anggapan orang dan semak belukar.

penutup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun