Mohon tunggu...
Medi Juniansyah
Medi Juniansyah Mohon Tunggu... Penulis - Menggores Makna, Merangkai Inspirasi

Master of Islamic Religious Education - Writer - Educator - Organizer

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Es Krim Tradisional dalam Lintasan Waktu

5 Agustus 2024   15:13 Diperbarui: 5 Agustus 2024   15:13 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi es krim tradisional - sumber gambar: istockphoto.com

Keberagaman jenis es krim tradisional di Indonesia menunjukkan betapa kaya dan kreatifnya budaya kuliner kita. Masing-masing jenis es krim tradisional ini bukan hanya menawarkan rasa yang lezat tetapi juga membawa cerita dan kenangan yang menghangatkan hati. 

Dari es mambo yang sederhana hingga es doger yang kompleks, setiap gigitan es krim tradisional mengingatkan kita akan masa kecil yang penuh keceriaan dan kebersamaan. Di tengah maraknya es krim modern, es krim tradisional tetap memiliki tempat istimewa di hati masyarakat Indonesia, menjadi simbol nostalgia dan warisan budaya yang patut kita lestarikan.

Es Krim Tradisional di Tengah Modernisasi

Seiring berjalannya waktu, dunia terus mengalami perubahan yang pesat, termasuk dalam industri makanan dan minuman. Inovasi dan teknologi telah membawa kita pada era di mana es krim modern dengan berbagai varian rasa dan bentuk semakin mendominasi pasar. 

Dari es krim dengan rasa eksotis seperti matcha dan red velvet hingga es krim yang dipadukan dengan bahan-bahan premium seperti truffle dan emas, variasi es krim modern tampaknya tak terbatas. Namun, di tengah maraknya inovasi ini, es krim tradisional tetap bertahan dan terus dicintai oleh masyarakat. Es krim tradisional menawarkan sesuatu yang lebih dari sekadar rasa; ia membawa kenangan, nostalgia, dan kehangatan yang sulit ditemukan pada es krim modern.

Keberadaan es krim tradisional di tengah modernisasi adalah bukti dari daya tarik yang tak lekang oleh waktu. Meskipun generasi muda semakin akrab dengan es krim modern yang tersedia di kafe-kafe trendi dan gerai-gerai mewah, banyak di antara mereka yang tetap mencari dan menikmati es krim tradisional. 

Es mambo, es potong, es campur, es goyang, dan es doger terus menjadi pilihan favorit, terutama saat mereka ingin merasakan kembali kenangan masa kecil atau sekadar menikmati kelezatan yang sederhana namun autentik. Es krim tradisional ini sering kali dijual di tempat-tempat yang mudah diakses, seperti warung kecil, pasar tradisional, atau dijajakan oleh pedagang keliling, sehingga tetap menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat.

Selain itu, es krim tradisional memiliki keunggulan dalam hal kesederhanaan dan bahan-bahan alami yang digunakan. Di tengah meningkatnya kesadaran akan kesehatan dan keberlanjutan, banyak orang mulai mencari makanan yang lebih alami dan bebas dari bahan pengawet serta aditif buatan. 

Es krim tradisional, dengan bahan-bahan lokal seperti santan, tape, kelapa muda, dan gula merah, menawarkan alternatif yang lebih sehat dibandingkan dengan beberapa es krim modern yang sarat dengan bahan kimia. Proses pembuatan es krim tradisional yang sering kali masih menggunakan metode manual juga memberikan nilai tambah tersendiri, menciptakan rasa yang lebih autentik dan khas.

Namun, tantangan tetap ada bagi es krim tradisional di era modern ini. Perubahan gaya hidup dan preferensi konsumen, ditambah dengan gempuran es krim modern yang inovatif dan pemasaran yang agresif, membuat es krim tradisional harus beradaptasi untuk tetap relevan. 

Beberapa pengusaha es krim tradisional telah mulai melakukan inovasi tanpa meninggalkan keaslian resepnya, seperti mengemas es krim dalam bentuk yang lebih menarik atau menambahkan variasi rasa baru yang sesuai dengan selera masa kini. Langkah-langkah ini diambil untuk menarik minat generasi muda tanpa menghilangkan nilai-nilai tradisional yang menjadi identitas es krim tersebut.

Selain itu, dukungan dari pemerintah dan masyarakat sangat penting untuk menjaga keberlangsungan es krim tradisional. Festival kuliner, pasar tradisional, dan program-program promosi lainnya dapat menjadi sarana untuk memperkenalkan es krim tradisional kepada generasi muda dan wisatawan. Media sosial juga memainkan peran penting dalam mempromosikan es krim tradisional. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun