Pengawasan yang lebih ketat dapat dilakukan melalui inspeksi berkala dan audit mendadak untuk memastikan bahwa operator bus mematuhi semua peraturan yang berlaku.
Selain itu, penerapan sanksi yang berat terhadap pelanggaran, seperti denda yang signifikan atau pencabutan izin operasional, dapat menjadi langkah efektif untuk mendorong kepatuhan.
Pemerintah juga harus menyediakan mekanisme pengaduan yang mudah diakses oleh masyarakat untuk melaporkan pelanggaran yang dilakukan oleh operator bus.
Lebih lanjut, pengawasan regulasi yang ketat harus melibatkan teknologi modern untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi.
Sistem pemantauan digital, seperti GPS dan telematika, dapat digunakan untuk memonitor perilaku pengemudi dan kondisi kendaraan secara real-time.
Informasi ini dapat membantu pihak berwenang dalam mengidentifikasi potensi masalah sebelum mereka berkembang menjadi situasi yang berbahaya.
Data yang dikumpulkan dapat digunakan untuk menilai kinerja operator bus dan pengemudi, memberikan umpan balik yang konstruktif, serta mengidentifikasi area yang memerlukan peningkatan.
Selain itu, ada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan pelatihan dan sertifikasi bagi pengemudi bus. Pengemudi harus menjalani program pelatihan yang komprehensif yang mencakup tidak hanya keterampilan mengemudi, tetapi juga pengetahuan tentang keselamatan penumpang, penanganan darurat, dan manajemen kelelahan.
Program pelatihan harus diperbarui secara berkala untuk memastikan bahwa pengemudi tetap up-to-date dengan teknik dan peraturan terbaru.
Pengemudi juga harus menjalani evaluasi medis secara rutin untuk memastikan bahwa mereka dalam kondisi fisik dan mental yang baik untuk mengemudi.
Selain itu, kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat perlu diperkuat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung keselamatan transportasi.