Komunikasi yang buruk atau kurangnya komunikasi adalah tantangan lain yang sering dihadapi dalam membangun chemistry dengan mertua.
Kadang-kadang, kesalahpahaman terjadi karena asumsi yang tidak diklarifikasi atau pesan yang tidak disampaikan dengan jelas.
Misalnya, mertua mungkin menganggap bahwa pasangan tidak menghargai mereka karena mereka jarang berkunjung, sedangkan pasangan mungkin berpikir bahwa mereka sudah cukup memberikan perhatian.
Kurangnya komunikasi yang efektif juga bisa membuat masalah yang ada menjadi semakin membesar dan sulit diselesaikan.
Selain itu, persaingan untuk perhatian juga bisa menjadi tantangan dalam membangun chemistry dengan mertua.
Terutama dalam situasi di mana mertua merasa terancam oleh kehadiran pasangan baru dalam kehidupan anak mereka, persaingan untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang bisa terjadi.
Hal ini dapat menimbulkan ketegangan dan membuat hubungan menjadi tegang. Pasangan harus berusaha untuk menjaga keseimbangan antara memberikan perhatian kepada pasangan mereka dan menghormati hubungan mertua-anak.
Tantangan terakhir yang sering dihadapi adalah campur tangan yang tidak diinginkan dari mertua dalam urusan rumah tangga pasangan.
Meskipun mertua mungkin bermaksud baik, campur tangan mereka bisa membuat pasangan merasa tidak nyaman dan kehilangan kendali atas kehidupan mereka sendiri.
Misalnya, mertua yang terlalu sering memberikan nasihat atau mencoba mengatur kehidupan rumah tangga pasangan bisa menyebabkan ketegangan dan konflik.
Pasangan harus menetapkan batasan yang jelas dan memastikan bahwa mereka memiliki ruang dan otonomi yang cukup dalam mengelola kehidupan mereka sendiri.