Mohon tunggu...
Medi Juniansyah
Medi Juniansyah Mohon Tunggu... Penulis - Menggores Makna, Merangkai Inspirasi

Master of Islamic Religious Education - Writer - Educator - Organizer

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cerpen: Orang Paling Ikhlas itu Bernama "Marbot Masjid"

7 April 2024   13:06 Diperbarui: 7 April 2024   13:24 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang paling ikhlas itu Bernama marbot masjid- sumber gambar: bangkapos.com

Cerita dimulai di sebuah masjid kecil di pinggiran kota.

Di masjid itu tinggal seorang marbot yang disebut-sebut oleh seluruh jemaah sebagai orang yang paling ikhlas di antara semua marbot yang pernah ada.

Namanya adalah Haji Ahmad, tetapi hampir semua orang hanya memanggilnya sebagai Marbot Ahmad.

Marbot Ahmad adalah seorang pria paruh baya yang selalu tersenyum ramah kepada setiap jemaah yang datang ke masjid.

Marbot Ahmad dikenal karena dedikasinya yang luar biasa dalam menjaga masjid tersebut.

Setiap hari, dia membersihkan masjid, merapikan sajadah, dan membantu jemaah yang membutuhkan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.

Suatu hari, seorang pemuda bernama Ali datang ke masjid itu.

Ali adalah seorang mahasiswa yang sedang mencari makna hidup.

Ali terkesan dengan keikhlasan Marbot Ahmad dan ingin belajar lebih banyak tentangnya.

Setelah shalat, Ali memutuskan untuk mendekati Marbot Ahmad.

Ali: "Assalamu'alaikum, pak. Saya Ali. Saya terkesan dengan dedikasi dan keikhlasan pak Marbot dalam menjaga masjid ini. Bolehkah saya belajar dari pak Marbot?"

Marbot Ahmad tersenyum hangat dan mengajak Ali duduk di sebelahnya.

Marbot Ahmad: "Wa'alaikumussalam, Ali. Tentu saja, saya senang bisa berbagi pengalaman denganmu. Apa yang ingin kamu ketahui?"

Ali: "Bagaimana pak Marbot bisa menjadi orang yang begitu ikhlas?"

Marbot Ahmad: "Hm, pertanyaan yang bagus. Ikhlas adalah kunci utama dalam menjalani hidup. Saya percaya bahwa setiap tindakan yang kita lakukan haruslah dilandasi oleh niat yang tulus untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mengabdi kepada sesama manusia."

Ali mendengarkan dengan serius sambil mengingat setiap kata yang keluar dari mulut Marbot Ahmad.

Marbot Ahmad: "Selain itu, penting juga untuk selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Ketika kita mensyukuri apa yang kita miliki, hati kita akan menjadi lapang dan menerima segala ujian dengan ikhlas."

Ali mengangguk paham. Dia merasa bahwa percakapan ini memberinya inspirasi baru dalam menjalani hidupnya.

***

Beberapa bulan berlalu, Ali terus belajar dari Marbot Ahmad.

Marbot Ahmad  dan Ali menjadi sangat dekat, hampir seperti ayah dan anak.

Ali mulai mengikuti jejak Marbot Ahmad dalam membantu jemaah dan menjaga masjid.

Namun, suatu hari, sebuah masalah muncul di masjid itu.

Anggaran untuk memperbaiki atap masjid telah habis dan tidak mencukupi.

Jemaah merasa khawatir karena musim hujan akan segera tiba dan atap yang rusak bisa menyebabkan masjid tergenang air.

Marbot Ahmad dan Ali berdiskusi tentang apa yang bisa mereka lakukan untuk mengatasi masalah tersebut.

Ali: "Pak Marbot, mengapa kita tidak menggalang dana dari jemaah untuk memperbaiki atap masjid?"

Marbot Ahmad menggelengkan kepala dengan lembut.

Marbot Ahmad: "Ali, sejauh ini kita selalu mengandalkan bantuan dari jemaah untuk menjaga masjid ini. Tapi saya ingin mencoba sesuatu yang berbeda kali ini."

Ali mengangguk, ingin mendengarkan rencana Marbot Ahmad.

Marbot Ahmad: "Saya akan mencoba mencari bantuan dari lembaga amal dan donatur yang mungkin bersedia membantu kita. Kita akan berdoa dan bertawakal kepada Allah SWT bahwa Dia akan membuka pintu rezeki bagi kita."

Ali terkesan dengan kepercayaan Marbot Ahmad kepada Allah SWT.

Mereka berdua memulai kampanye untuk mencari bantuan dari lembaga amal dan donatur.

Meskipun awalnya sulit, akhirnya Allah SWT mengirimkan pertolongan.

Beberapa minggu kemudian, mereka mendapat kabar bahwa sebuah lembaga amal besar telah setuju untuk membiayai perbaikan atap masjid.

Jemaah pun bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT melalui bantuan yang mereka terima.

Ali: "Pak Marbot, saya benar-benar terinspirasi oleh keikhlasan dan ketawakalan Anda. Terima kasih telah mengajari saya banyak hal."

Marbot Ahmad tersenyum.

Marbot Ahmad: "Tidak ada yang perlu kamu syukuri, Ali. Semua pujian hanya untuk Allah SWT. Saya hanya seorang hamba yang berusaha melakukan yang terbaik dalam menjalankan tugas yang diberikan-Nya."

Cerita tentang kebaikan Marbot Ahmad dan keberhasilan mereka dalam memperbaiki atap masjid itu menjadi pembicaraan hangat di kalangan jemaah.

Marbot Ahmad tidak hanya dihormati sebagai marbot yang ikhlas, tetapi juga sebagai teladan bagi semua orang yang ingin hidup dengan penuh keikhlasan dan tawakal kepada Allah SWT.

***

Suatu malam, ketika Marbot Ahmad dan Ali sedang duduk di ruang tamu masjid setelah menyelesaikan pekerjaan mereka, tiba-tiba terdengar suara derap langkah yang cepat dari luar masjid.

Mereka berdua segera berdiri dan bergegas menuju pintu masjid untuk melihat apa yang terjadi.

Ketika mereka sampai di luar, mereka melihat seorang wanita muda berlari mendekati masjid dengan wajah penuh kecemasan.

Wanita itu adalah Aisha, seorang janda muda yang tinggal di sekitar masjid bersama dua anaknya. 

Aisha: "Pak Marbot, Pak Ali, tolong bantu saya! Anak-anak saya sakit dan saya tidak punya uang untuk membawa mereka ke dokter!"

Marbot Ahmad dan Ali segera memberikan bantuan kepada Aisha, membawa dia dan kedua anaknya ke ruang tamu masjid.

Mereka memberikan pertolongan pertama kepada anak-anak Aisha dan menghiburnya dengan penuh kasih sayang.

Ali: "Jangan khawatir, Bu Aisha. Kami akan membantu Anda sebisa mungkin. Mari kita berdoa agar Allah SWT memberikan kesembuhan kepada anak-anak Anda."

Marbot Ahmad dan Ali kemudian membawa Aisha dan anak-anaknya ke rumah sakit terdekat, membayar biaya perawatan mereka dengan dana yang telah mereka kumpulkan untuk memperbaiki atap masjid.

Meskipun tidak memiliki banyak uang, mereka berdua tahu bahwa membantu sesama adalah prioritas utama.

Setelah meninggalkan rumah sakit, mereka membawa Aisha dan anak-anaknya pulang ke rumahnya.

Aisha merasa sangat terharu oleh kebaikan dan kedermawanan Marbot Ahmad dan Ali.

Aisha: "Terima kasih, Pak Marbot. Terima kasih, Pak Ali. Saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan tanpa bantuan kalian."

Marbot Ahmad tersenyum lembut.

Marbot Ahmad: "Tidak perlu mengucapkan terima kasih, Bu Aisha. Kami hanya melakukan apa yang seharusnya kita lakukan sebagai sesama manusia yang peduli satu sama lain."

Ali mengangguk setuju.

Ali: "Kami selalu siap membantu jika ada yang membutuhkan, Bu Aisha. Jangan ragu untuk meminta bantuan kami kapan pun Anda membutuhkannya."

Dari kejadian itu, hubungan antara Marbot Ahmad, Ali, dan Aisha semakin erat.

Mereka tidak hanya menjadi teman, tetapi juga keluarga yang saling mendukung dan peduli satu sama lain.

Dan dari kebaikan mereka, semakin banyak orang yang terinspirasi untuk melakukan kebaikan dan membantu sesama, menjadikan masjid sebagai tempat yang penuh kasih dan kebaikan.

Dengan cerita ini, kita belajar bahwa keikhlasan dan kepedulian adalah kunci untuk membangun hubungan yang kuat dan membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik untuk kita semua serta menjadi kunci untuk mengatasi setiap masalah dalam hidup.

Dan orang yang paling ikhlas itu, seperti yang dinyatakan dalam judul cerita ini, adalah Marbot Masjid.

Marbot Masjid, dengan kebaikan dan keikhlasannya, telah menjadi teladan bagi kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun