Ada yang mendukung kebijakan ini dengan alasan bahwa memberikan pilihan kepada siswa untuk memilih ekstrakurikuler sesuai minat dan bakat mereka adalah langkah yang progresif.
Mereka berpendapat bahwa dengan memberikan kebebasan ini, siswa akan lebih termotivasi dan terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan minat mereka, sehingga meningkatkan kualitas pengalaman pendidikan mereka secara keseluruhan.
Namun, di sisi lain, banyak yang menentang kebijakan ini karena mereka melihat nilai-nilai dan manfaat yang diberikan oleh Pramuka sebagai sesuatu yang tak ternilai harganya.
Mereka khawatir bahwa dengan menghapus status wajib Pramuka, minat dan partisipasi siswa dalam kegiatan ini akan menurun drastis, yang pada akhirnya dapat mengurangi dampak positif yang dimiliki Pramuka dalam membentuk karakter siswa.
Mereka juga mencemaskan bahwa tanpa status wajib, sekolah mungkin akan mengalami kesulitan dalam merekrut pemimpin Pramuka yang berkualitas dan mempertahankan kualitas program Pramuka.
Selain itu, ada juga yang mengkritik kebijakan ini karena dianggap sebagai langkah yang tidak memperhatikan nilai-nilai tradisional dan budaya bangsa.
Pramuka telah lama menjadi bagian integral dari budaya pendidikan Indonesia dan dianggap sebagai wadah untuk memperkuat semangat nasionalisme, gotong royong, dan cinta alam.
Dengan menghapus status wajib Pramuka, beberapa orang mengkhawatirkan bahwa hal ini dapat merusak warisan budaya dan moral bangsa serta menurunkan rasa kebanggaan dan identitas nasional di antara generasi muda.
Oleh karena itu, dalam menanggapi kebijakan baru ini, penting untuk mempertimbangkan baik keuntungan maupun kerugian yang mungkin terjadi.
Sementara memberikan pilihan kepada siswa adalah hal yang positif, kita juga perlu memastikan bahwa program-program yang bernilai seperti Pramuka tetap tersedia dan diakses oleh siswa.
Mungkin ada cara lain untuk meningkatkan minat dan partisipasi siswa dalam Pramuka tanpa harus membuatnya menjadi wajib, seperti mengintegrasikan nilai-nilai Pramuka ke dalam kurikulum atau menyediakan insentif bagi siswa yang aktif dalam kegiatan Pramuka.