Masyarakat sipil dapat berperan dalam memberikan dukungan sosial dan memperjuangkan hak-hak pendatang.
Sedangkan sektor swasta memiliki peran penting dalam memberikan peluang kerja dan berinvestasi dalam pembangunan infrastruktur yang memadai.
Namun, pada akhirnya, pencapaian kenyamanan bagi pendatang di Jakarta tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau sektor swasta.
Setiap individu juga memiliki peran dalam menciptakan lingkungan yang inklusif dan ramah pendatang.
Ini bisa berarti menjadi mentor bagi pendatang baru, memberikan bantuan dalam mencari pekerjaan atau tempat tinggal, atau bahkan hanya dengan sikap yang terbuka dan ramah terhadap mereka yang datang dari luar kota.
Hanya dengan upaya bersama dari semua pihak, kita dapat mencapai visi Jakarta yang merupakan tempat bagi semua orang, tanpa terkecuali.
Dalam menyikapi arus balik pendatang ke Jakarta, kita tidak hanya berbicara tentang masalah praktis sehari-hari. Kita juga berbicara tentang nilai-nilai kemanusiaan yang mendasari masyarakat yang kita bangun.
Di tengah dinamika perkotaan yang kompleks, kita tidak boleh kehilangan pandangan tentang tujuan akhir kita: menciptakan kota yang adil, berkelanjutan, dan manusiawi bagi semua penduduknya.
Dengan demikian, tantangan arus balik pendatang ke Jakarta tidak hanya menjadi ujian bagi kota ini, tetapi juga kesempatan bagi kita untuk membentuk masa depan yang lebih baik, tidak hanya untuk pendatang, tetapi untuk semua orang.