Mencoba peruntungan di Jepang tidaklah tanpa risiko. Masalah demografi yang meruncing, persaingan yang ketat, dan budaya bisnis yang unik dapat menjadi hambatan bagi perusahaan asing.
Selain itu, birokrasi yang kompleks dan regulasi yang ketat juga dapat memperlambat proses bisnis.
Di negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia, tantangan seperti infrastruktur yang masih berkembang, ketidakpastian politik, dan perubahan regulasi dapat menjadi risiko bagi investasi.
Namun, dengan pemahaman yang baik tentang pasar lokal dan kemitraan yang kuat dengan pemangku kepentingan, banyak risiko dapat diminimalkan.
Kebijakan Pemerintah dan Dukungan bagi Investasi
Kebijakan pemerintah dapat memainkan peran besar dalam menentukan kelayakan sebuah investasi.
Jepang telah mengambil langkah-langkah untuk merespons tantangan ekonominya dengan kebijakan seperti perpanjangan usia pensiun dan meningkatkan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja.
Namun, masih ada ketidakpastian tentang arah kebijakan di masa depan, terutama terkait dengan imigrasi dan reformasi struktural.
Di sisi lain, negara-negara ASEAN telah menunjukkan komitmen untuk meningkatkan iklim investasi mereka dengan mengimplementasikan reformasi ekonomi dan memberikan insentif bagi investasi asing.
Indonesia, misalnya, telah memperkenalkan berbagai kebijakan untuk memfasilitasi investasi, termasuk kebijakan tax holiday dan reformasi perizinan usaha.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, perusahaan dan investor perlu melakukan evaluasi yang cermat dan mempertimbangkan strategi yang sesuai dengan tujuan bisnis mereka.