Mohon tunggu...
Medi Juniansyah
Medi Juniansyah Mohon Tunggu... Penulis - Menggores Makna, Merangkai Inspirasi

Master of Islamic Religious Education - Writer - Educator - Organizer

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sayonara Sensei: "Kamehameha" Dalam Ingatan

9 Maret 2024   23:14 Diperbarui: 11 Maret 2024   21:11 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada Sabtu pagi yang cerah, udara terasa berat di ruangan kecil kosan Kota Sejuk. Sebuah berita mendalam telah menyusup ke dalam kehidupan seorang pemuda bernama (sebut saja) Takeshi.

Dengan mata yang terpaku pada layar HP-nya, Takeshi terdiam, tak mampu memproses kabar yang baru saja ia baca.

"Penulis fiksi anime legendaris, Akira Toriyama, pencipta Dragon Ball, telah meninggal dunia." tulis salah satu judul berita.

Bagi Takeshi, Dragon Ball bukan hanya sekadar serial animasi biasa. Ia mengingat bagaimana 20 tahun yang lalu, di rumah tetangga di kampung kelahirannya, ia pertama kali terpesona oleh dunia Dragon Ball.

Kata "Kamehameha" yang terlontar dari bibir Goku membawa kesan mendalam bagi Takeshi, seperti sebuah mantra yang tak pernah hilang dari ingatannya. Membekas hingga hari ini.

Mengenang masa lalu yang penuh kenangan, Takeshi terhanyut dalam aliran nostalgia.

Takeshi teringat betapa ia dan teman-temannya selalu menyaksikan setiap episode Dragon Ball dengan penuh semangat.

Bagi Takeshi, dunia Dragon Ball bukan hanya sekadar fiksi, melainkan sebuah pelarian dari kesedihan dan kecemasan dalam kehidupan nyata masa kecilnya.

Namun, dengan kematian Toriyama, Takeshi merasa seolah-olah sebuah pintu telah tertutup.

Takeshi tak lagi bisa menantikan karya-karya baru sang maestro anime yang telah memberi inspirasi dalam hidupnya.

Merenung dalam keheningan, Takeshi terduduk di atas kasurnya, memandang figur Goku di layar HP-nya.

Ia mulai mengenang petualangan Goku, Gohan, Goten, Piccolo, Vegeta dan teman-temannya yang lain, mengingat setiap momen epik yang mereka lewati.

Namun, di balik kenangan manis itu, ada rasa sedih yang mendalam. Takeshi menyadari bahwa bagian dari masa kecilnya telah pergi bersama Toriyama.

Takeshi terus menatap figur Goku, seakan-akan mencari jawaban atas kesedihan yang ia rasakan.

Lalu, tanpa disadari, sebuah ide muncul di benak Takeshi. Ia akan mengenang legacy Dragon Ball dan Akira Toriyama dengan cara yang ia bisa: dengan menulis cerita.

Mengambil laptop dan menyeduh secangkir kopi, Takeshi mulai menuliskan cerita tentang petualangan baru Goku dan teman-temannya.

Ia membiarkan imajinasinya mengalir bebas, menciptakan dunia baru yang penuh dengan keajaiban dan petualangan.

Setiap kata yang ia tulis adalah penghormatan bagi Toriyama, seorang inspirator dalam hidupnya yang telah menginspirasinya dalam menulis fiksi.

Saat matahari mulai tenggelam di ufuk barat, Takeshi menyelesaikan ceritanya.

Ia membaca ulang setiap kalimat dengan penuh perasaan, merasakan bagaimana Dragon Ball telah membentuk dirinya sebagai imajiner.

Melalui kata-kata, Takeshi merasa seolah-olah ia telah memperpanjang warisan Toriyama ke generasi berikutnya.

Meskipun Toriyama telah tiada, karya-karyanya tetap hidup dalam hati para penggemarnya.

Bagi Takeshi, Dragon Ball akan selalu menjadi sumber inspirasi dan kenangan masa kecil yang selalu ia ingat.

Dengan hati yang penuh haru, Takeshi menutup laptopnya dan mengucapkan terima kasih pada sang legenda, Akira Toriyama, yang telah memberi inspirasi baginya untuk membangun imajinasi dan berkreasi dalam hidupnya.

"Sayonara Sensei, terimakasih sudah menemani kebahagiaan masa kecil kami. Beristirahatlah dengan tenang dalam keabadian karyamu."

Kaaa..meha..mehaaa..!

Sukowati, 09 Maret 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun