Mohon tunggu...
Medi Juniansyah
Medi Juniansyah Mohon Tunggu... Penulis - Menggores Makna, Merangkai Inspirasi

Master of Islamic Religious Education - Writer - Educator - Organizer

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pasar Malam: Kalung Bulan Sabit dan Keajaiban Hidup

7 Maret 2024   15:48 Diperbarui: 10 Maret 2024   14:36 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pasar malam yang mempertemukan Mira dan Reza - sumber foto: canva.com (media ajaib)

Pasar malam di kota kecil itu bukanlah sekadar kumpulan tenda-tenda warna-warni dan aroma makanan yang menggoda. Di antara celah-celah keramaian, tersembunyi kisah-kisah yang tak terduga, seperti yang dialami oleh Mira, seorang gadis belia yang terpikat oleh pesona pasar malam.

Sore itu, Mira berjalan-jalan di antara gerai-gerai yang ramai. Cahaya lampu neon menyala terang, menciptakan siluet-siluet yang menarik di sekitar. Dia terpesona oleh kehidupan di pasar malam, menyaksikan kerumunan orang yang berlalu lalang dengan senyum lebar di wajah mereka.

Di tengah keramaian, Mira terhenti di depan gerai yang menjual pernak-pernik unik. Matanya tertarik pada kalung berbentuk bulan sabit dengan batu permata biru yang berkilauan. Penjualnya, seorang wanita tua dengan senyum ramah, menyambut Mira dengan hangat.

"Kalung ini sangat cantik, bukan?" tanya wanita itu sambil mengangkat kalung tersebut dari rak.

Mira mengangguk, terpesona oleh keindahan kalung itu. "Iya, sangat cantik."

Wanita itu tersenyum. "Kalung ini memiliki kekuatan magis, katanya. Banyak yang percaya bahwa pemiliknya akan mendapatkan keberuntungan besar."

Mira tersenyum tipis. "Sungguh? Rasanya sulit untuk dipercaya."

Wanita itu mengedipkan sebelah matanya. "Siapa tahu? Kadang-kadang, keajaiban datang dari tempat yang paling tidak terduga."

Baca juga: Beranda Ulang Tahun

Mira berpikir sejenak. Dia merasa tergoda oleh kalung itu, meskipun rasionalitasnya memperingatkannya untuk tidak terlalu terbawa oleh imajinasi. Akhirnya, dia memutuskan untuk membeli kalung itu sebagai hadiah untuk dirinya sendiri.

Setelah membayar kalung itu, Mira melanjutkan jalan-jalannya di pasar malam. Dia menikmati sensasi hangat yang menyelimuti dirinya, merasa seperti terhubung dengan sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun