Dan di antara hujan Maret yang turun dengan lembut, mereka merasakan bahwa cinta sejati tidak pernah mengenal batas waktu atau ruang. Kehadiran satu sama lain adalah anugerah yang tak ternilai harganya, sebuah bukti bahwa rindu yang tak pernah terucapkan akhirnya ditemukan di antara tetes-tetes hujan yang turun dengan lembut.
Hingga suatu hari, ketika hujan Maret kembali turun dengan derasnya, Nyonya Emilia dan pemuda itu duduk berdua di teras rumah, menikmati kehangatan yang terselip di antara tetes-tetes hujan yang turun dengan lembut. Mereka saling memandang dengan tatapan penuh makna, merasakan bahwa saat itu adalah titik balik dalam hidup mereka.
"Terima kasih, sayang," ucap Nyonya Emilia dengan suara penuh cinta.
Pemuda itu tersenyum dan menggenggam tangan Nyonya Emilia dengan erat. "Tidak ada yang perlu diterima kasih, Nyonya Emilia. Karena di antara hujan Maret yang turun dengan lembut, kita telah menemukan satu sama lain. Dan itulah yang terpenting."
Mereka duduk berdua di teras rumah, menatap hujan Maret yang turun dengan lembut di luar sana. Tetes-tetes hujan itu bagai menyaksikan kebahagiaan yang telah lama terpendam, membawa kedamaian yang selalu dinanti di hati mereka.
Dan di antara hujan Maret yang turun dengan lebatnya, mereka merasakan bahwa cinta sejati tak pernah lekang oleh waktu. Kehadiran satu sama lain adalah anugerah yang tak ternilai harganya, sebuah bukti bahwa rindu yang tak pernah terucapkan akhirnya ditemukan di antara tetes-tetes hujan yang turun dengan lembut.
Curup, 03 Maret 2024.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI