Mohon tunggu...
Medi Juniansyah
Medi Juniansyah Mohon Tunggu... Penulis - Menggores Makna, Merangkai Inspirasi

Master of Islamic Religious Education - Writer - Educator - Organizer

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kehangatan Cinta pada Semangkuk Bakso Pak Belalang

3 Maret 2024   20:20 Diperbarui: 4 Maret 2024   12:51 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumen pribadi (Bakso Pak Belalang)

Pada suatu siang yang mendung dan gerimis, Angga dan Rani, sepasang kekasih yang amat mencintai petualangan, memutuskan untuk pergi menikmati semangkuk bakso legendaris Pak Belalang di pinggiran Kota tetangga yang sebelumnya mereka telah rencanakan. Mereka memilih untuk menggunakan Vespa warna putih kesayangan Rani, meskipun cuaca tidak begitu mendukung.

Angga, Seorang pemuda bersemangat dengan rambut hitam dan senyum lebar, mengenakan jaket biru dongker yang sudah agak lusuh. Sedang Rani, seorang gadis yang ceria dan senyum manis memancarkan semangat petualangannya, memakai jaket agak kekuning-kuningan. Mereka berdua saling berpegangan erat, siap menghadapi hujan dan angin.

Perjalanan mereka dimulai dari tengah Kota yang kebanyakan orang menyebutnya Kota Sejuk, dengan jalanan yang dipenuhi oleh mobil dan motor lainnya. Gerimis mulai mengguyur saat mereka meninggalkan hiruk-pikuk Kota kecil itu menuju pinggiran Kota tetangga yang jarak tempuhnya sekitar 45 menit. Namun, semakin jauh perjalanan, gerimis itu semakin menjadi hujan lebat yang membuat pandangan mereka terbatas.

Meskipun demikian, Angga dan Rani tetap melaju dengan penuh semangat. Mereka tertawa dan berbicara di antara tetes-tetes air yang jatuh dari langit-langit, menciptakan kenangan yang tak terlupakan di bawah cuaca yang kurang bersahabat.

Namun, takdir sepertinya tidak berpihak pada mereka hari itu. Ketika mereka sudah setengah perjalanan menuju Bakso Pak Belalang, hujan turun dengan derasnya. Rani dan Angga terpaksa berhenti di tepi jalan untuk berteduh mengenakan mantel yang sebelumnya sudah mereka siapkan.

"Maafkan aku, Rani. Aku tidak menyangka hujan akan turun secepat ini," kata Angga sambil berdo'a dalam hati agar hujan segera reda.

Rani tersenyum dan menjawab, "Tidak apa-apa, Angga. Kita bisa menunggu hujan reda atau kembali pulang jika memang tidak memungkinkan."

Namun, Angga tiba-tiba mendapat ide.

"Bagaimana kalau kita tetap melanjutkan perjalanan? Aku yakin Bakso Pak Belalang akan terasa lebih lezat saat dimakan dalam cuaca hujan seperti ini."

Rani terkekeh mendengarnya.

"Kamu benar-benar terlalu ambisius, Angga. Tapi aku suka ide itu. Mari kita lanjutkan perjalanan, meskipun hujan tidak akan membuatnya mudah."

Tanpa ragu, Rani dan Angga melanjutkan perjalanan mereka di tengah hujan yang semakin deras. Air hujan membasahi mereka hingga ke kulit, tetapi semangat petualangan mereka tidak pernah padam. Perjalanan-pun dilanjutkan.

Setelah melewati jalan berliku dan jalanan yang licin, mereka tiba di warung bakso Pak Belalang. Saat mereka memarkirkan Vespa putihnya, mereka melihat antrian panjang di depan warung Bakso Pak Belalang. Meskipun hujan deras, ternyata banyak orang yang tetap antusias untuk menikmati bakso legendaris itu.

"Apakah kita tetap akan mengantri di tengah hujan begini?" tanya Rani ragu.

Angga mengangguk mantap.

"Tentu saja! Kita sudah melalui perjalanan yang sulit, tidak mungkin kita menyerah begitu saja."

Rani tersenyum bangga pada kekasihnya. Mereka berdua bergandengan tangan, menghirup udara hujan yang sejuk, sambil menunggu giliran mereka untuk masuk ke warung. Meskipun basah kuyup, mereka merasa hangat dalam pelukan hujan satu sama lain.

Setelah hampir satu jam menunggu, akhirnya giliran bakso mereka tiba. Saat mereka duduk di meja kayu di dalam warung itu, mereka merasa bahagia karena telah berhasil mencapai tujuan mereka.

"Terima kasih, Angga. Hari ini adalah petualangan yang menyenangkan meskipun di tengah hujan," kata Rani sambil menatap mata Angga penuh cinta.

Angga tersenyum.

"Tidak ada yang lebih aku inginkan selain melihat senyummu, Rani. Bersamamu, bahkan hujan sekalipun terasa menyenangkan."

Mereka berdua-pun akhirnya menikmati semangkuk bakso Pak Belalang yang hangat di tengah cuaca yang dingin. Hujan di luar terasa seperti melodi romantis yang memperkuat ikatan cinta di antara mereka.

Di dalam warung Bakso Pak Belalang yang ramai, Rani dan Angga merasakan kehangatan dari semangkuk bakso yang mereka nikmati. Suasana warung yang penuh dengan aroma rempah-rempah membuat mereka semakin merasa betah. Mereka saling bercerita tentang petualangan-petualangan mereka sebelumnya, tertawa dan berbagi kenangan indah.

Terkadang, Rani meneteskan air mata kecil ketika mengingat kisah-kisah masa lalu yang penuh makna baginya. Angga selalu ada di sampingnya, menghapus air mata Rani dengan lembut dan menguatkan hatinya dengan cinta dan keberanian.

Saat mereka menyelesaikan bakso terakhir mereka, hujan di luar mulai reda. Cahaya matahari perlahan-lahan mulai muncul di balik awan-awan gelap, memberikan harapan akan keindahan yang akan datang setelah badai. Rani dan Angga merasa seperti telah melewati ujian yang berat bersama-sama, dan hubungan mereka semakin kuat dan kokoh.

Setelah membayar makanan mereka, Rani dan Angga keluar dari warung dengan senyum bahagia di wajah mereka. Hujan telah berhenti dan udara terasa segar. Mereka naik ke Vespa putih mereka, merangkul erat satu sama lain, dan memulai perjalanan pulang dengan penuh kebahagiaan.

Di tengah perjalanan pulang, mereka melewati jalan-jalan kecil yang dikelilingi oleh pepohonan hijau. Udara segar dan semilir angin membuat perasaan mereka semakin damai. Rani merentangkan tangannya ke udara, merasakan tetesan air hujan yang tersisa di udara. Dia tersenyum, merasa begitu beruntung memiliki Angga di sisinya.

Angga mempercepat motor mereka sedikit, membuat Rani memeluknya erat-erat. Mereka menikmati perjalanan pulang dengan penuh kebahagiaan, mengetahui bahwa tidak ada badai yang bisa menghentikan cinta mereka.

Sampai di rumah, Rani dan Angga saling berpandangan dengan mata penuh kasih sayang. Mereka tahu bahwa petualangan hari itu akan menjadi kenangan yang tak terlupakan dalam hidup mereka. Dengan pelukan yang hangat, mereka masuk ke dalam rumah, siap menghadapi petualangan berikutnya yang menunggu di masa depan.

Dan begitulah kisah petualangan Rani dan Angga, sepasang kekasih yang tidak pernah membiarkan hujan menghalangi hasrat mereka untuk mengejar cita rasa dan petualangan. Di Kota Sejuk, legenda tentang perjalanan mereka akan selalu dikenang, terutama di warung Bakso Pak Belalang yang menjadi saksi bisu dari kisah cinta mereka yang penuh dengan petualangan.

Warung Bakso Pak Belalang, 03 Maret 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun