"Kamu benar-benar terlalu ambisius, Angga. Tapi aku suka ide itu. Mari kita lanjutkan perjalanan, meskipun hujan tidak akan membuatnya mudah."
Tanpa ragu, Rani dan Angga melanjutkan perjalanan mereka di tengah hujan yang semakin deras. Air hujan membasahi mereka hingga ke kulit, tetapi semangat petualangan mereka tidak pernah padam. Perjalanan-pun dilanjutkan.
Setelah melewati jalan berliku dan jalanan yang licin, mereka tiba di warung bakso Pak Belalang. Saat mereka memarkirkan Vespa putihnya, mereka melihat antrian panjang di depan warung Bakso Pak Belalang. Meskipun hujan deras, ternyata banyak orang yang tetap antusias untuk menikmati bakso legendaris itu.
"Apakah kita tetap akan mengantri di tengah hujan begini?" tanya Rani ragu.
Angga mengangguk mantap.
"Tentu saja! Kita sudah melalui perjalanan yang sulit, tidak mungkin kita menyerah begitu saja."
Rani tersenyum bangga pada kekasihnya. Mereka berdua bergandengan tangan, menghirup udara hujan yang sejuk, sambil menunggu giliran mereka untuk masuk ke warung. Meskipun basah kuyup, mereka merasa hangat dalam pelukan hujan satu sama lain.
Setelah hampir satu jam menunggu, akhirnya giliran bakso mereka tiba. Saat mereka duduk di meja kayu di dalam warung itu, mereka merasa bahagia karena telah berhasil mencapai tujuan mereka.
"Terima kasih, Angga. Hari ini adalah petualangan yang menyenangkan meskipun di tengah hujan," kata Rani sambil menatap mata Angga penuh cinta.
Angga tersenyum.
"Tidak ada yang lebih aku inginkan selain melihat senyummu, Rani. Bersamamu, bahkan hujan sekalipun terasa menyenangkan."