Mohon tunggu...
Medi DwiUtari
Medi DwiUtari Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa yang sedang menempuh studi Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Sultan Agung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Model Pembelajaran Etnomatematika pada Kesenian Barong

14 Januari 2023   21:53 Diperbarui: 16 Januari 2023   09:09 1020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Masyarakat Pati masih sangat antusias datang setiap kali ada pertunjukan kesenian tersebut. Hampir seluruh masyarakat satu desa berkerumun menyaksikan kesenian ini, tidak tertinggal para penjual makanan keliling dan mainan anak-anak menambah keramaian yang ada. Para pedagang tersebut berjejer ditepian jalan sehingga membentuk garis lurus 180 dan berujung pada tempat pergelaran seni barongan, sehingga tempat pergelaran tersebut menjadi titik berkumpulnya masyarakat.

Pertunjukan kesenian ini seolah sudah menjadi tradisi dalam kehidupan masyarakatnya, hal ini dapat dilihat dari peristiwa penting dalam kehidupan masyarakat yang selalu melibatkan kesenian Barongan. Pada upacara bersih desa (sedekah bumi) yang dilakukan setiap bulan Sura, masyarakat Pati melakukan upacara ritual di desa masing-masing dengan menggunakan kesenian Barongan untuk memperoleh keselamatan dan terhindar dari bahaya ataupun roh-roh jahat. Selain itu, sering pula kesenian Barongan digunakan pada upacara ruwatan. 

Masyarakat memfungsikan kesenian tersebut sebagai tolak bala supaya anak yang diruwat tidak menjadi mangsa barongan. Dalam hajatan seperti upacara perkawinan dan khitanan, tradisi unik yang menjadi keyakinan bagi masyarakat setempat bahwa jika menikahkan anak semata wayang yang lahir bertepatan dengan matahari terbit dan terbenam harus menggelar kesenian barongan dirumahnya, setelah selesai ijab kabul maka barongan akan masuk ke rumah kemudian memakan sang pengantin, kemudian barongan mengelilingi rumah tersebut. 

Dengan tujuan pemikiran jawa agar sang anak tidak dimakan batara kala, arti dari tidak dimakan batar kala agar setelah menikah sang pengantin dijauhkan dari musibah yang besar.

Era globalisasi saat ini memudahkan bangsa Indonesia menerima nilai-nilai dan budaya tertentu dari dunia seiring berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi. Menyebarnya budaya asing ke Indonesia dapat membawa pengaruh baik positif maupun negatif. Oleh karena itu, era globalisasi menjadi tantangan bagi masyarakat Indonesia karena dapat mengancam eksistensi budaya dan kepribadian Indonesia.

Upaya yang dapat dilakukan untuk tetap melestarikan kebudayaan yaitu melalui implementasi dalam pembelajaran di kelas. Sebagai contoh dalam pembelajaran matematika, kita dapat mengkaitkannya dengan kebudayaan-kebudayaan daerah. Kebudayaan dengan matematika sering kita kenal dengan "Etnomatematika". Salah satu yang dapat menjembatani antara budaya dan pendidikan matematika adalah etnomatematika (Astri Wahyuni, 2013).

Hal yang perlu diperhatikan ketika akan memulai pembelajaran adalah model pembelajaran. Trianto (2010) menjelaskan model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan sistem belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.

Model pembelajaran yang efektif haruslah melibatkan keaktifan siswa secara langsung serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir dan memahami sesuatu yang sedang dipelajari. Salah satu contoh penerapan model pembelajaran etnomatematika yang dapat diterapkan dalam kelas adalah model pembelajaran dengan metode snowball throwing.

Model pembelajaran Snowball throwing merupakan pengembangan dari model pembelajaran diskusi dan merupakan bagian model pembelajaran kooperatif (Shoimin, 2014). Disamping penggunaan model pembelajaran, pembelajaran akan berjalan lebih menyenangkan jika diikuti dengan penggunaan media, misalnya penggunaan media audiovisual Media audiovisual merupakan salah satu media elektronik perpaduan antara audio (suara) dan visual (gambar). 

Diantara jenis audiovisual adalah media film, televisi dan video. Pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan media tentu akan membuat siswa akan membuat fokus pada pembelajaran. Pada penelitian ini penggunaan media yang digunakan adalah video pergelaran Kesenian Barongan.

Adapun model pembelajaran dengan metode Snowball throwing sebagai berikut:

  • Literasi
  • Guru meminta peserta didik untuk membaca teks narrative Kesenian Barongan
  • Peserta didik memahami dan menentukan etnomatematika yang ada pada Kesenian Barongan
  • Guru meminta peserta didik untuk memilih materi matematika (etnomatematika) yang ada pada Kesenian Barongan paling sedikit 2 materi atau temuan.
  • Mengerjakan
  • Guru membagikan sticky notes kepada masing-masing peserta didik.
  • Guru meminta peserta didik untuk menuliskan hasil eksplorasi etnomatematika pada Kesenian Barongan minimal 3 materi atau temuan.
  • Guru meminta peserta didik untuk berdiri dari bangku dan melipat sticky notes yang sudah tertulis hasil eksplorasi masing -- masing peserta didik untuk kemudian dilempar secara perlahan di depan kelas.
  • Guru meminta peserta didik untuk mengambil secara acak sticky notes yang tadi sudah dilemparkan ke depan kelas dengan tertib.
  • Peserta didik membuka masing-masing sticky notes yang mereka ambil dan membacanya.
  • Guru meminta peserta didik untuk memilih 1 hasil eksplorasi yang ada pada sticky notes yang mereka pegang untuk kemudian membuat 1 soal dari hasil eksplorasi etnomatematika tersebut.
  • Guru membagikan sticky notes yang baru kepada masing-masing siswa
  • Guru meminta peserta didik untuk berdiri dari bangku dan melipat sticky notes yang sudah tertulis soal untuk kemudian dilempar secara perlahan di depan kelas.
  • Guru meminta peserta didik untuk mengambil secara acak sticky notes berisi soal yang tadi sudah dilemparkan ke depan kelas dengan tertib.
  • Guru membagikan sticky notes yang baru kepada masing-masing peserta didik.
  • Peserta didik diminta oleh guru untuk mengerjakan setiap sticky notes yang diambilnya secara acak pada sticky notes yang baru.
  • Guru meminta peserta didik untuk mengumpulakan semua hasil pekerjaannya ke meja guru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun