[caption caption="Ilustrasi --Salah Satu Rumah yang Disewakan via Airbnb di Austria (sumber: airbnb.com)"]
[/caption]Sama seperti rekan-rekan sesama mahasiswa yang berdana cekak atau para budget traveler lainnya, maka sayapun juga berjuang keras mencari penginapan yang sesuai dengan budget saat traveling ke luar negeri atau ke seputaran Jepang. Harga sewa kamar hotel di Jepang sangat tinggi dengan ukuran kamar mini, apalagi jika kita bepergian bersama teman. Disitulah awal pertemuan saya dengan Airbnb. Akomodasi di Airbnb bukan seperti hotel. Itu adalah properti-properti yang disewakan individu atau pengelola secara pribadi dan diiklankan dan diorganisir oleh Airbnb. Seperti kita jika di rumah ada kamar kosong dan disewakan, atau punya rumah yang dikontrakkan.Â
Kuatir, ragu, bagaimana kalau ini, itu apalagi saya pakai Airbnb saat di luar Indonesia...meskipun ada review dari penginap sebelumnya untuk mengetahui riil pengalaman menginap di tempat tersebut namun kadang reviewnya kurang detil, dan karena belum pernah, selalu ada rasa kuatir. Jangan..jangan..pemilik rumahnya galak, kurang privasi dan sebagainya.
Namun, setelah mencoba pertama waktu ke Singapura saya malah keterusan pakai Airbnb hingga sampai saat ini sudah 9 kali menyewa akomodasi via Airbnb di berbagai negara. Mengapa? Terus terang alasan pertama adalah harga yang sering (meski tidak selalu) jauh dengan hotel, dan dengan harga tersebut biasanya di Airbnb kita dapat lebih banyak fasilitas daripada menyewa satu kotak kamar hotel. Contoh saya pernah menyewa satu apartemen di Jepang via Airbnb dengan luas 60 meter persegi dengan segala kelengkapannya dan dua kamar tidur dengan harga sekitar 700 ribu rupiah per malam, dimana harga sewa hotel di sekitar lokasi tersebut berkisar 1,5 juta rupiah per malam. Alasan berikutnya karena ingin merasakan pengalaman tinggal layaknya orang lokal dan berinteraksi langsung dengan mereka.Â
Serius pengalaman ini seru sekali dan tidak akan didapat di hotel! Contohnya, saya pernah tinggal di rumah seorang musisi di Stockholm yang ternyata pernah tinggal di Bali 2 tahun. Lalu saya pernah tinggal di rumah keluarga muda Bangladesh yang suka sekali masak jadi saya sering dimasakkin (complementary!), dan sup jamur buatannya enak sekali sehingga saat saya pulang saya jadi suka bikin sup jamur. Saya juga pernah tinggal di rumah keluarga Amerika yang ternyata punya teman orang Indonesia, saya dikenalkan dan jadi bersahabat hingga sekarang. Tapi tidak semua pengalaman Airbnb mulus, jadi apakah yang harus kita perhatikan agar tidak salah pilih akomodasi di Airbnb?
1. Baca dengan seksama detil mengenai akomodasi yang ditawarkan
Baca dan lihat dengan seksama semua informasi mengenai akomodasi, waktu cek in dan cek out, fasilitas (contoh ada elevator atau tidak), peraturan, gambar-gambar yang disediakan, lokasi dan sebagainya. Jika ada informasi yang tidak disebutkan di keterangan, jangan ragu-ragu untuk menghubungi host untuk keamanan dan kenyamanan kita. Bagi yang belum tahu, ada tiga tipe akomodasi yang ditawarkan di Airbnb, yaitu seluruh rumah/ apartemen (pemilik tidak tinggal di situ), kamar pribadi (pemilik tinggal di rumah itu namun di lain kamar), kamar berbagi (pemilik tinggal di kamar yang sama atau berbagi space). Kita bisa memilih akomodasi seperti apa yang kita butuhkan. Pastikan anda baca keterangan dengan teliti sehingga sesuai dengan ekspektasi.
2. Cari akomodasi yang sudah banyak direview dengan bintang 5
Karena Airbnb bukan hotel maka sering pengelolanya ada yang kurang ramah, akomodasi kurang bersih, bermasalah dengan check-in/ check-out, tidak aman dan sebagainya. Oleh karena itu sangat penting untuk kita membaca review dari penyewa sebelumnya untuk mendapatkan gambaran lebih komplit dan pengalaman riil tentang akomodasi dan pengelola. Cari yang sudah direview lebih dari 10 orang dan mendapatkan bintang 5. Jangan gambling dalam memilih akomodasi via Airbnb karena saat kita bepergian kita ingin semuanya lancar apalagi tentang penginapan. Hanya pilih akomodasi yang terpercaya dan sudah dicoba minimal 10 orang dan dengan review yang baik (bintang 5) dan konstan.
3. Coba ngobrol dulu dengan pemilik akomodasi via Airbnb messenger sebelum pembayaran
Meskipun kita bisa langsung buking suatu akomodasi otomatis (tanpa chatting dengan pengelola), cobalah paling tidak mengetahui kelancaran komunikasi dengan host. Jika anda tidak merasa nyaman dengan host yang cuek, kasar atau masa bodoh dengan kenyamanan anda, meskipun lokasi dan akomodasinya bagus, lebih baik kita berpikir dua kali untuk menyewa tempat tersebut. Ingat lagi anda akan tinggal di rumah atau kamar orang tersebut jadi lebih baik tahu lebih dahulu bagaimana tipe orangnya dari cara dia berkomunikasi daripada sudah terlanjur membayar dan menyesal kemudian. Di Airbnb pembayaran langsung dilakukan saat kita booking lho, dan hanya bisa menggunakan kartu kredit.
4. Jangan booking akomodasi dengan mode STRICT jika tidak yakin
Ada tiga mode cancellation policy yang bisa dipilih oleh pemilik rumah untuk tamunya, yaitu fleksibel (cancel 1 hari sebelum menginap full refund kecuali fee Airbnb), moderate (cancel hingga 5 hari sebelum tanggal menginap full refund, dan refund sebagian), strict (saat sudah booking jika dicancel kapanpun tidak ada refund sepeserpun).
Saat itu saya sudah booking private room dengan mode strict di Norway untuk 5 hari. Karena saya belum punya pengalaman yang buruk di Airbnb sebelumnya maka saya jarang ngobrol dulu dengan pengelola sebelum benar-benar booking. Saat saya sudah booking di akomodasi inilah saya baru chatting dan ternyata host nya sangat tidak ramah dan seperti masa bodoh dengan pertanyaan-pertanyaan saya. Jarang menjawab dan merespon.Â
Di situ saya mulai kurang nyaman dan menyesal juga kok baru tahu orangnya seperti ini saat sudah booking (pembayaran sudah dilakukan). Karena mode nya strict maka saya seperti terpenjara, ngga bisa cancel tapi juga kuatir mau tinggal di private room, serumah dengan si pemilik yang seperti itu saat saya jauh dari rumah...di Norway! Saya hubungi Airbnb menjelaskan semuanya namun Airbnb tidak bisa apa-apa karena modenya strict artinya jika saya cancel booking-an tersebut maka uang saya tidak akan kembali sepeserpun! Sejak saat itu saya menghindari sekali mode STRICT jika tidak benar-benar yakin. Lebih baik jangan deh... masih banyak akomodasi dengan mode fleksibel karena kadang anda bisa saja berubah rencana kan...
5. Lebih aman dengan superhost
Superhost adalah gelar yang diberikan oleh Airbnb community pada host yang terbukti memiliki review baik yang konstan dan responsif dan plus-plus lainnya. Jika ingin lebih aman pilihlah akomodasi yang dimiliki oleh superhost. Tanda superhost mudah dilihat di foto pengelola, bentuknya pita kecil berwarna kuning dan pink. Tapi jujur sekarang ini saat saya sudah sering memakai Airbnb, saya sudah tidak lagi memperhatikan superhost atau bukan, karena sering dengan insting saya agak sedikit terpancing untuk mencoba keseruan dengan memilih akomodasi baru yang belum pernah direview, yang biasanya harganya harga promosi hingga 50%off..haha lagi-lagi motifnya ekonomi ya. Untuk newbie tetap direkomendasikan memilih superhost dan mempertimbangkan tips-tips di atas.
Jika ingin mencoba pengalaman yang berbeda saat bepergian dan dengan budget yang sesuai dengan kantong, Airbnb memang saat ini masih jadi satu-satunya pilihan, tapi... tetap hati-hati ya dalam memilih akomodasi. Semoga bermanfaat.
Mutiara, Nagoya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H