Mohon tunggu...
GENESIS
GENESIS Mohon Tunggu... -

Genesis adalah media menulis bebas, belajar menulis, dan belajar apapun itu....!!!!

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Surat Cinta untuk Ketum Amin di Jakarta

29 Januari 2016   01:26 Diperbarui: 29 Januari 2016   01:38 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Terserah nanti ente baca atau tidak surat ini, yang jelas ini ane tulis dengan kepala pusing dan perasaan gundah gulana, jadi maklum ya kalau tulisannya agak njilemet atau acak-acakan, ane yakin kok ente orangnya terbuka dan gak gampang baper.

Karena ente pimpinan, maka ane gak bisa intruksi ente tum, ini ane tulis beberapa rekomendasi yang semoga bisa ente bincangkan di pleno BPH :

  1. Kelola dengan baik ya websitenya, jangan di biarin mangkrak takut nanti ngambek websitenya. Oh ya space iklannya kecilin aja atau di buang ya, gak asyik diliat soalnya dan biar pembaca bisa bedain mana pmii.or.id mana bukalapak.com
  2. Untuk twitternya sudah bagus, tapi lebih bagusnya agar mengurangi intensitas me-retweet nuonline dan memperbanyak me-retweet berita terkini dan memberikan informasi yang ada di setiap website cabang, komisariat, dan rayon.
  3. Jangan terlampau membela birokrasi ya!!!
  4. Segera menggelar evaluasi atau apa namanya untuk membahas hal kecil ini.

Mungkin ini aja yang bisa ane sampein, sorry kalau ane pake bahasa gini soalnya ane biasa ngeliat ente manggil orang lain pake sebutan “ente” kecuali sama doi ente tentunya. Oh ya lupa ngucapin selamat ya atas pernikahannya, semoga menjadi keluarga yang SAMAWA tum, Amin!!!

 

Salam ane, kader kota malang

 

Ali terdiam dan kembali menggelengkan kepala, “gendeng koe mad, jaan apik tenan suratmu, tak kiro gae cewek” ujar ali terkagum kagum

“suantai li, iku cuman tulisan remeh temeh kok” jawab ahmad cengengesan

“ayo moleh mad, wes bengi engkok seneni emak kost” ucap ali sambil berdiri meninggalkan kursi

“woyoo, wes gak udan maneng kok” jawab ahmad mengikuti ali pergi meninggalkan warung kopi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun