Menurut Didit Prigastono dari Japfa Comfeed Indonesia, kandang closed house menjadi pilihan akomodatif dibandingkan kandang sistem open house. Bahkan di Thailand, hampir 100% peternak broiler baik peternak kemitraan maupun peternak mandiri sudah memilih sistem kandang closed house.
“Suhu di dalam closed house lebih terkendali, sehingga bisa membuat ayam lebih nyaman dan pertumbuhan pun bisa lebih optimal. Di samping itu, ketersediaan fresh air lebih konstan dan kelembabannya jauh lebih tinggi, hal ini membuat kandang closed house jauh lebih efisien dibandingkan tipe kandang closed house” ujar Didit.
Meskipun sistem kandang closed house jauh lebih baik daripada sistem kandang open house, namun peternak juga harus memperhatikan hal lain, seperti misalnya DOC, pakan air, manajemen budaya hingga program vaksinasi.
Tentu diakui oleh banyak pihak membangun sistem kandang closed house membutuhkan biaya yang besar pada awal pembangunan, namun semua modal awal tersebut akan setara dengan kapasitas populasi puluhan ribu ekor ayam di dalam kandang, sehingga biaya produksi akan jauh lebih murah sekaligus menghasilkan kualitas ayam yang jauh lebih unggul dan juga sehat.
Selain itu, efisiensi pakan yang menjadi lebih baik di kandang closed house membuat biaya per kilogram ayam menjadi lebih murah, sehingga semakin diminati oleh masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H