Sistem kelola kandang berbasis closed house dianggap paling efektif dalam meningkatkan produktivitas panen.
Cukup banyak peternak ayam yang memutuskan beralih dari jenis kandang open house ke janis kandang closed house karena performa ayam meningkat pesat dan angka kematian terus berkurang.
Kandang closed house dianggap menjadi opsi terbaik karena kondisi iklim dan cuaca yang semakin tidak menentu berdampak pada kenyamanan ayam.
Kenyamanan ayam merupakan hal yang sangat penting. Untuk membuat ayam merasa nyaman, salah satu caranya dengan menyediakan udara dan iklim yang kondusif sehingga tingkat stress pada ayam dapat diminimalisir. Lebih lengkapnya, berikut merupakan kelebihan dan keunggulan kandang closed house:
- Memiliki kapasitas yang lebih besar sekitar 2 - 3 kali kandang open house, bisa memuat 14 - 18 ekor ayam per meter persegi.
- Suhu dan kelembaban dapat dengan mudah diatur sesuai kebutuhan hidup ayam
- Memudahkan proses control biosecurity sehingga mencegah ayam terkontaminasi dengan bakteri yang berada di luar kandang
- Pencahayaan lebih merata dibandingkan jenis kandang open house
- Meningkatkan FCR (feed conversion ratio) sehingga tingkat efisiensi pakan lebih baik.
Dari lima keunggulan tersebut, keunggulan lain dari sistem kandang closed house yakni lebih ramah lingkungan, karena tidak mengganggu pemukiman sekitar kandang mengenai masalah bau ataupun lalat, udara tidak mudah masuk ataupun keluar sehingga tidak akan menyebabkan masalah bau.
Tidak seperti kandang terbuka yang tidak memiliki biosecurity, kandang tipe closed house memiliki biosecurity sehingga dapat meminimalisir kontak dengan makhluk hidup pembawa penyakit dari luar kandang.
Kandang Closed House Tipe Tunnel
Di Indonesia tipe kandang closed house yang paling banyak digunakan adalah kandang tipe tunnel atau terowongan. Disebut sebagai kandang tipe terowongan karena udara yang masuk dari bagian depan kandang (inlet) akan ditarik ke belakang kandang dengan bantuan exhaust fan.
Salah satu peternakan di Indonesia yang menggunakan kandang closed house tipe tunnel yakni Chickin Indonesia.
Sistem kandang closed house yang dilengkapi dengan penambahan sistem IoT (internet of things) yang ada pada Chickin Indonesia memudahkan para peternak melakukan budidaya jarak jauh karena tersambung langsung dengan smartphone. IoT memudahkan proses pemantauan, dan lingkungan kandang seperti mengatur sensor suhu, kelembaban, serta kadar oksigen melalui micro climate control nya.
Menurut Didit Prigastono dari Japfa Comfeed Indonesia, kandang closed house menjadi pilihan akomodatif dibandingkan kandang sistem open house. Bahkan di Thailand, hampir 100% peternak broiler baik peternak kemitraan maupun peternak mandiri sudah memilih sistem kandang closed house.
“Suhu di dalam closed house lebih terkendali, sehingga bisa membuat ayam lebih nyaman dan pertumbuhan pun bisa lebih optimal. Di samping itu, ketersediaan fresh air lebih konstan dan kelembabannya jauh lebih tinggi, hal ini membuat kandang closed house jauh lebih efisien dibandingkan tipe kandang closed house” ujar Didit.
Meskipun sistem kandang closed house jauh lebih baik daripada sistem kandang open house, namun peternak juga harus memperhatikan hal lain, seperti misalnya DOC, pakan air, manajemen budaya hingga program vaksinasi.
Tentu diakui oleh banyak pihak membangun sistem kandang closed house membutuhkan biaya yang besar pada awal pembangunan, namun semua modal awal tersebut akan setara dengan kapasitas populasi puluhan ribu ekor ayam di dalam kandang, sehingga biaya produksi akan jauh lebih murah sekaligus menghasilkan kualitas ayam yang jauh lebih unggul dan juga sehat.
Selain itu, efisiensi pakan yang menjadi lebih baik di kandang closed house membuat biaya per kilogram ayam menjadi lebih murah, sehingga semakin diminati oleh masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H