Mohon tunggu...
Khoirul Amin
Khoirul Amin Mohon Tunggu... Jurnalis - www.inspirasicendekia.com adalah portal web yang dimiliki blogger.

coffeestory, berliterasi karena suka ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Beraktivitas dari Rumah Saja, Tetap Produktif, Lebih Kuatkan Parenting

27 April 2021   23:27 Diperbarui: 28 April 2021   00:00 916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi ramadan saat di rumah. (merdeka.com / diunduh)

PUASA ramadan sudah hampir jalan separo bulan, masih tetap sehat, kan? Banyak di rumah saja karena situasi masih pandemi, tentunya bukan lantas tidak banyak aktivitas yang bisa dilakukan.

Banyak kegiatan bermakna yang tetap bisa dikerjakan senyampang waktu kita lebih banyak di rumah sendiri. Bukan tidak mungkin pula dengan banyak di rumah justru menjadikan lebih produktif, bahkan kreatif mencoba hal-hal baru.

Ramadan kini, memang lebih longgar dibanding tahun sebelumnya. Tidak lagi ada pembatasan ketat pada aktivitas di luar atau tempat publik karena pandemi. Meski begitu, pilihan tetap lebih banyak menghabiskan waktu di rumah pada ramadan tahun ini tak ada salahnya.

Mungkin saja, intensitas pekerjaan sehari-sehari sedikit berkurang selama bulan puasa ramadan. Akan tetapi, ini mestinya jangan jadi aji mumpung. Tidak ada yang hilang karena kondisi ini, malah sebaliknya bisa menjadi momen untuk bisa lebih meningkatkan apapun yang mampu kita lakukan. Ya, ramadan tetap di rumah bukan lantas menjadikan kita bermalas-malasan.

Menukil satu kalimat hikmah, bahwa Khalifah Umar bin Khattab pernah berkata: Hindari malas dan bosan, karena keduanya merupakan sifat keburukan, karena malas bisa menjadikan abai kewajiban dan bosan akan membuat kita tak tahan menunaikan (amalan) kewajiban yang harus dijalani.

Dalam sehari, waktu kita memang harus termanfaatkan untuk pekerjaan sesuai profesi masing-masing. Kewajiban ini tentu tetap harus dijalankan, meski volumenya berkurang saat ramadan. Nah, sisa waktu yang lebih banyak inilah yang penting juga dimanfaatkan untuk tetap beraktivitas di rumah.

Ada pekerjaan rumah tangga yang tentunya tak kalah penting dan bermakna. Bagi penulis, melakukan pekerjaan ini juga menyenangkan. Bahkan, bersih-bersih rumah dan mengumpulkan sampah sekalipun. Terlebih, selama ramadan kebutuhan dan aktivitas semua anggota keluarga di rumah lebih dibanding hari-hari biasanya.

Memanfaatkan waktu senggang menata ruangan atau membuat suasana baru juga jadi kesenangan tersendiri. Ini dilakukan untuk menghadirkan nuansa baru agar rumah yang ditinggali tidak membosankan. Hunian yang nyaman dan enak dipandang, bahkan bisa menjadi sumber inspirasi banyak ide. Tak terkecuali, untuk pekerjaan menulis yang sehari-hari saya ditekuni.

Dengan sedikit kreativitas, maka akan semakin banyak yang bisa dikerjakan di rumah dan pada rumah kita. Saking banyaknya, bahkan sebulan penuh ramadan pun bisa-bisa tidak cukup untuk menyelesaikannya. He!


Ramadan, Madrasah Parenting

Tetap di rumah, berarti juga lebih banyak waktu bersama keluarga. Jika setiap hari bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya, ramadan juga tidak kehilangan makna. Lebih bermakna lagi, manakala waktu di rumah tetap bisa menghadirkan kebaikan bagi lingkungan sekitar.

Bagi sebuah keluarga, banyak di rumah saat ramadan sebenarnya bisa menjadi madrasah untuk memperkuat parenting. Dalam konteks sebuah keluarga, parenting ini bahkan bisa jauh lebih penting daripada sekadar hasil pekerjaan. Dan, ini juga bisa jadi lebih berat dari pekerjaan apapun yang harus kita lakukan.

Orang dewasa (orang tua) atau anak-anak dalam keluarga mestinya tidak terlalu mengabaikan soal parenting ini. Bagi orang tua, ini berarti kesempatan memperkuat parenting, karena akan lebih perhatian pada keluarga. Setidaknya, banyak di rumah selama ramadan menjadi momen memenuhi kebutuhan edukasi dan menghadirkan keteladanan bagi semua.

Saat di rumah, disiplin dan daya juang penting untuk bisa dihadirkan setiap saat. Disiplin waktu menjalankan ibadah, atau saat waktu sahur misalnya. Parenting juga berarti lebih dekat serta mengetahui kebutuhan dan masalah anak-anak. Pola asuh yang tepat akan bergantung dan disesuaikan dari yang didapat dari perhatian, pengertian dan empati saat kedekatan ini.

Momen puasa di rumah juga bisa mengajarkan banyak hal. Menjaga kesehatan keluarga, banyak bersyukur, menghargai waktu, tidak berlebihan, juga empati (sosial) sesama, adalah beberapa yang bisa diperkuat pada keluarga. Berbuka puasa dengan baik dan sehat atau tidak boros dan rakus, bisa diajarkan.

Atau yang sepele, seperti menikmati menu buka dan sahur seadanya, tidak suka menyisakan dan membuang makanan, adalah sifat baik yang perlu ditanamkan. Tak kalah penting, tidak suka pamer makanan mewah dan lebih peka orang lain yang kurang beruntung, adalah sikap dan akhlak sosial yang penting ditekankan kuat-kuat selama kebersamaan di rumah.

Selamat menjalani ramadan selalu berkah dan penuh kebaikan bersama keluarga! (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun