Bagi sebuah keluarga, banyak di rumah saat ramadan sebenarnya bisa menjadi madrasah untuk memperkuat parenting. Dalam konteks sebuah keluarga, parenting ini bahkan bisa jauh lebih penting daripada sekadar hasil pekerjaan. Dan, ini juga bisa jadi lebih berat dari pekerjaan apapun yang harus kita lakukan.
Orang dewasa (orang tua) atau anak-anak dalam keluarga mestinya tidak terlalu mengabaikan soal parenting ini. Bagi orang tua, ini berarti kesempatan memperkuat parenting, karena akan lebih perhatian pada keluarga. Setidaknya, banyak di rumah selama ramadan menjadi momen memenuhi kebutuhan edukasi dan menghadirkan keteladanan bagi semua.
Saat di rumah, disiplin dan daya juang penting untuk bisa dihadirkan setiap saat. Disiplin waktu menjalankan ibadah, atau saat waktu sahur misalnya. Parenting juga berarti lebih dekat serta mengetahui kebutuhan dan masalah anak-anak. Pola asuh yang tepat akan bergantung dan disesuaikan dari yang didapat dari perhatian, pengertian dan empati saat kedekatan ini.
Momen puasa di rumah juga bisa mengajarkan banyak hal. Menjaga kesehatan keluarga, banyak bersyukur, menghargai waktu, tidak berlebihan, juga empati (sosial) sesama, adalah beberapa yang bisa diperkuat pada keluarga. Berbuka puasa dengan baik dan sehat atau tidak boros dan rakus, bisa diajarkan.
Atau yang sepele, seperti menikmati menu buka dan sahur seadanya, tidak suka menyisakan dan membuang makanan, adalah sifat baik yang perlu ditanamkan. Tak kalah penting, tidak suka pamer makanan mewah dan lebih peka orang lain yang kurang beruntung, adalah sikap dan akhlak sosial yang penting ditekankan kuat-kuat selama kebersamaan di rumah.
Selamat menjalani ramadan selalu berkah dan penuh kebaikan bersama keluarga! (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H